- 0 8

41 32 6
                                    

"Happy birthday to you
Happy birthday to you
Hapa birthday happy birthday to my world."

Juan bernyanyi sambil membawa kue ulang tahun kecil di tangannya, dengan senyum yang terus mengembang.

Tidak berbeda dengan Lily yang juga tersenyum sangat lebar dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

Malam itu, adalah sweet seventeen yang sangat manis bagi Lily.

Juan yang malam-malam datang ke rumahnya, membawa sebuah kue ulang tahun yang meskipun bisa dibilang kecil, tapi sangat cantik dengan hiasan-hiasan berwarna pink, dengan dua lilin berbentuk angka satu dan tujuh.

Menyanyikannya lagu ulang tahun dengan tulus, dihiasi senyuman yang Lily yakin, senyuman paling lebar dan manis itu hanya untuknya.

Tatapan mata Juan yang meskipun kadang terlihat dingin, tapi bagi Lily tatapan itu selalu hangat dan meluluhkan hatinya.

"Tiup lilinnya Lily, buat permohonan."

Lily langsung meniup lilinnya sambil mengucapkan permohonan.

"Aku harap, Juan tidak akan pernah pergi meninggalkan Lily, apapun alasannya." Lily mengucapkan itu dengan suara yang sengaja di keraskan agar Juan mendengarnya.

Sementara Juan hanya tetap tersenyum, dia tidak pernah ingin merusak apapun yang membuat Lily bahagia.

• • •

"Minggir bodoh!"

Lily terdorong jatuh, tersadar daritadi melamun di depan perkelahian yang semakin sengit antara kurang lebih 4 sampai 5 gerombolan yang tadi berkumpul, dengan Juna dan seorang laki-laki lagi yang baru datang, Lily tidak bisa melihat dengan jelas wajah dari sosok itu.

Lily masih bisa melihat dengan jelas saat mereka adu kekuatan, beberapa kali Lily melihat perut Arkha ditendang, dan Arkha yang menonjok mata beberapa dari mereka.

Sampai akhirnya gerombolan tadi pergi sambil ngebut. Kalah? Lily merasa aneh saja, mereka yang banyak kalah oleh 2 orang.

"Ngapain lo jadi mermaid di sana?" teriak Arkha mengalihkan fokus Lily. Laki-laki yang tadi bersama Arkha sudah tidak terlihat lagi batang hidungnya.

"Ha? apa?" tanya Lily masih loading.

"Ck, sana lo pulang, orang takut lewat ngeliat ada setan di jalan," ejek Arkha tanpa melihat Lily, sibuk dengan motornya yang tidak mau menyala.

"Bangsat!" umpat Arkha yang kemudian mulai berjalan pergi tanpa membawa motornya.

"Mau ke mana lo?" cegat Lily.

"Pulang."

"Motornya?"

"Buat lo aja, kalau gue yang bawa nanti lo minta di antar."

"Dih? najis tau nggak?" teriak Lily membuat Arkha menoleh sambil menatap tajam Lily.

"Sorry, tadi lo gue dorong, lagian ngapain lo nonton di tengah jalan gitu? kek nggak ada kerjaan aja," cerocos Arkha membuat Lily kembali cengo, heran sendiri melihat laki-laki di hadapannya itu bicara panjang padanya.

"Pulang." Setelah satu kata itu terlontar, Arkha kembali berbalik dan pergi meninggalkan Lily dan motornya.

"Nggak jelas banget deh jadi orang." Lily memperhatikan punggung Arkha yang kian menjauh, sebelum akhirnya juga berbalik pulang.

Sampai di rumah, Lily melempar asal tas selempangnya kemudian langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk berseprai pink soft dengan corak bunga sakuranya itu, angin malam kembali menyapanya melalui jendela besar yang dibiarkan terbuka. Sampai suara bising dari luar rumah kembali merusak ketenangan sesaatnya.

It's Over [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang