- 2 7

10 9 0
                                    

"Bosan," keluh Hera yang akhirnya memecah keheningan di ruang tamu Kean yang seperti biasa, menjadi sasaran tempat kumpul mereka bertiga.

Hera melirik Lily di sampingnya yang masih setia fokus pada layar laptop yang menampilkan sebuah drama kolosal yang menurut Hera sangat membosankan, sedangkan Kean juga asik sendiri dengan ps yang dia hubungkan ke TV.

Beberapa jam berlalu, juga berlembar-lembar tissu sudah Lily habiskan hanya untuk mengusap air matanya yang tumpah ruah menonton episode terakhir drama di hadapannya.

Setelah menuntaskan drama singkat itu, Lily baru sadar Hera di sampingnya sudah tertidur pulas, apalagi sedari tadi mereka menonton di atas sofa yang bisa dimodifikasi menjadi kasur, sudah bisa di pastikan Hera sedang dalam posisi paling nyaman saat ini.

"Her," panggil Lily menyenggol bahu Hera.

"Hmm?" Hera menggeliat kemudia mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Jam berapa ini Ly?" tanya Hera yang masih setengah sadar.

"Loh? Kok bangun?" tanya Lily balik.

"Lo mau gue mati gitu?" Hera duduk kemudian menatap Lily tajam.

"Biasanya kan lo baru bangun kalau udah di siram air panas." Lily mengernyit heran.

"Gue lapar." Hera bangkit dari kasur kemudian berjalan ke arah dapur.

"Eh Hera mana?" tanya Kean yang baru saja menyelesaikan permainannya setelah menang telak.

"Ke dapur, ternyata dia jadi gampang bangun kalau lagi lapar." Lily terkekeh pelan.

"Hah? dapur?" Kean langsung melirik was-was ke arah dapur.

"KEANNN!" Teriakan Hera membuat Lily terlonjak kaget dan hampir saja menjatuhkan laptop di pangkuannya, sedangkan Kean yang sudah menduga hal itu akan terjadi, sudah bersiap dengan menutup kedua telinganya.

"Kenapa Hera?!" Lily panik karena Hera yang mungjin masih belum sadar sepenuhnya. Lily mulai menduga-duga apa yang terjadi di dapur, apa Hera memecahkan piring keramik mahal milik ibu Kean, tapi tidak terdengar suara pecahan. Atau apa Hera tidak sengaja mengiris tangannya saat akan memotong bawang, dan praduga lainnya. Membuat Lily kini berlari ke dapur.

Tapi semuanya terlihat baik-baik saja saat Lily sampai di dapur. "Hera lo sehat?"

Hera tidak menjawab, dia malah meninggalkan Lily dan kembali ke ruang tamu. "Ken tadi aku dengar loh sebelum pergi ibu kamu bilang ada kue di kulkas, tapi nggak ada, gue lapar gimana kalau gue mati kelaparan di rumah besar ini?" rengek Hera.

"Gue kira apaan bebek," umpat Lily yang menyusul Hera kembali ke ruang tamu.

"Delivery aja sana," usul Kean.

"Pesenin," pinta Hera dengan wajah memelas.

Setelah berpikir sebentar, Kean lalu melempar psnya ke sofa kemudian mengambil ponselnya. "Mau pesan apa nona?"

"Ayam goreng!" seru Lily semangat.

"Plus coca cola," sambung Hera dengan mata bebinar.

"Hah?" kerutan di dahi Kean seketika terlihat.

"Kenapa?" tanya Hera dan Lily bersamaan.

"Besok sekolah?" gumam Kean pelan begitu mengecek grup chat kelasnya.

"HAH?!"

"Hera lo teriak lagi gue gunting bibir lo," kesal Lily karena Hera yang berteriak tepat di samping telinganya.

Kean membalikkan layar ponselnya sehingga Lily dan Hera dapat melihat pemberitahuan dari ketua kelas yang memberitahu bahwa seluruh murid kelas XII belum diliburkan.

It's Over [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang