"Eh Rel mau ke mana?" Kean mencegah Farel yang baru saja akan melewatinya saat dia, Hera dan Lily sedang berjalan menuju kantin belakang, sehingga Arkha yang berjalan bersama Farel tadi juga ikut berhenti.
'Dua orang itu lagi,' batin Lily, entah mengapa detak jantungnya berubah menjadi lebih cepat daripada detak normalnya, bukan karena bahagia, tapi sebersit rasa takut yang belakangan ini selalu menghantuinya, semakin besar.
"Lab kimia, ketua kelas bilang kita disuruh ke sana sekarang karena kalau tunggu jam masuk, gurunya ada acara," jelas Farel.
"Kalian ke kelas aja sekarang ambil buku, kalau banyak yang telat bisa di amuk lagi kelas kita," ucap Farel lagi.
Hera dan Kean hanya ber-oh tanda mengerti.
"Duluan," pamit Farel lalu kembali berjalan menuju lab kimia bersama Arkha.
"Harus banget ya lo nanyanya ke Farel? Lo bener-bener nggak curiga kalau memang dia yang sebar foto Lily?" Tanya Hera yang masih curiga saat kedua laki-laki itu sudah berjalan jauh.
"Bukannya lo sendiri yang bilang Farel itu baik? Bisa aja di bajak lah apa lah?" Tanya Kean balik.
"Eh Lily tunggu." Kean tidak menunggu jawaban Hera begitu melihat Lily yang ternyata sudah berjalan duluan meninggalkan mereka.
"Gara-gara lo nih yang ajak ke kantin duluan, orang Lily sukanya ice cream, jadinya sekarang kita nggak makan apa-apa kan?" cerocos Hera begitu berhasil menyusul Lily dan Kean.
"Lah kok gue? Mending salahin aja tuh guru kimia yang banyak maunya, dia yang mulai. Lagian ngapain praktek? Seharusnya sekarang tuh tinggal ngerjain soal-soal doang."
Lily tidak peduli lagi dengan kedua temannya yang seperti tidak akan berhenti adu mulut sampai salah satu dari keduanya tewas.
"Kalau prakteknya buat ramuan cinta, gue sih mau." Suara Ratu terdengar saat mereka bertiga memasuki kelas.
"Tapi kalau prakteknya membat racun gue juga mau, boneka percobaannya Lily, lo mau kan?" Tanya Shia yang sudah mencegat Lily saat baru saja akan keluar kelas menuju lab.
"Lo gue bunuh duluan," balas Hera menatap Shia tajam.
Sementara itu Kean sudah menarik Lily duluan keluar kelas.
• • •
Beberapa dari mereka mulai menguap saat mendengar penjelasan praktek kimia, ada yang karena benar-benar mengantuk, dan ada yang iseng karena lapar.
Hampir tidak ada yang benar-benar memperhatikan praktek itu, ada yang bahkan sampai tidur di bawah meja lab yang ada di sana.
"Nah sekarang, semua ambil bahan yang sudah ibu siapkan di lemari, masing-masing ambil satu," perintah guru kimia berkacamata itu.
"Hah? Ambil apa?" Tanya Hera yang terbangun mendengar suara berik murid-murid lain yang mulai mengambil bahan dari lemari.
"Ambil cairan zat, bahan buat praktek," jawab Lily.
Melihat lemari yang sudah lenggang, Kean mengajak keduanya untuk ikut mengambil bahan.
"Ambilin dong Ly, gue dengar samar tadi katanya cairannya bahaya, gue masih setengah sadar nanti kenapa-kenapa," rengek Hera memasang wajah memelasnya.
Kean menjitak dahi Hera sebelum meninggalkannya dan pergi bersama Lily.
Lily dan Kean masuk ke dalam lemari khusus tempat menyimpan alat dan bahan-bahan untuk praktek. Saat mereka masuk, masih ada beberapa murid yang sengaja berlama-lama di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Over [✔️]
Ficção Adolescente-Cover by me- [TAHAP REVISI] . . Tiap orang punya caranya masing-masing Arkha yang bersembunyi di antara semak belukar berduri, demi menembakkan peluru kosong pada target di hadapannya tidak ada yang dia dapatkan, selain luka untuk dirinya sendiri, ...