Seperti malam-malam sebelumnya, langit berwarna biru gelap dengan satu bulan kesepian yang bertahta di sana, bintang-bintang tidak bisa hadir menemani, cahaya terang lampu di kota yang padat selalu berhasil menghalanginya.
Tapi bagi Lily langit malam adalah yang paling indah, dan malam ini langit malam berhasil tampak lebih bersinar di mata Lily dibanding malam-malam sebelumnya.
Karena hari ini, mereka akhirnya bisa kembali seperti di masa lalu, bermain bersama menikmati hari dengan diselingi pertengkaran-pertengkaran kecil antara Kean dan Hera.
Lily meraih Rolynya, membawanya untuk ikut menikmati langit malam dengan disuguhi angin sepoi-sepoi yang menerbangkan beberapa helai rambutnya.
Lily menoleh menatap cermin di kamarnya, benaknya bertanya, apa tadi dirinya berhasil tampak baik-baik saja? Alan tidak tahu kenapa dia masuk rumah sakit, Hera dan Kean hanya tahu sebatas foto dirinya sewaktu di bar.
Sekelebat rasa khawatir timbul dalam benaknya. bagaimana reaksi Hera dan Kean saat tahu bagaimana perlakuan yang dia dapat sewaktu mereka bersenang-senang di perkemahan. Apa mereka akan membantunya atau malah meninggalkannya? Apa yang harus dia lakukan jika kemungkinan yang kedua menjadi kenyataan? Dirinya hanya punya mereka berdua, tidak akan ada lagi jika saja mereka meninggalkannya.
Lily menggeleng kencang, berusaha mendorong jauh-jauh kemungkinan terburuk itu. Tidak, sahabatnya pasti tidak akan meninggalkannya, mereka adalah sahabat sesungguhnya, kemungkinan paling kejam itu pasti tidak akan pernah menghampirinya.
Setelah meyakinkan dirinya dan mengubah pikiran negatif itu menjadi sesuatu yang baik, Lily lalu menghempaskan dirinya ke atas kasur, sampai ponsel yang berada di samping bantalnya bergetar. Lily lalu meraihnya dan mendapati satu pesan dari Alan yang baru saja masuk.
Alan
: Lagi apa?Dua kata dari pesan itu membuat Lily menghela nafas pelan, Laki-laki itu sepertinya tidak pernah lelah untuknya.
Lily
: TidurTidak lama, ponsel Lily kembali bergetar.
Alan
: Oke, tidur yang nyenyak ya. besok semangat sekolahnya.Lily hanya membaca pesan terakhir itu tanpa berniat membalasnya. Setelah merasa cukup bermain sebentar dalam dunia maya, Lily lalu mematikan ponselnya kemudian mematikan lampu kamarnya. Tidak lama, dia sudah terlelap dalam mimpi yang selalu indah.
• • •
Pagi hari, Lily kembali menjalani hari-harinya yang biasa seperti sebelum-sebelumnya. Pergi ke sekolah bersama dengan kedua sahabatnya, bertemu dengan penghuni sekolah yang lain, belajar, makan, dan hal-hal biasa lainnya.
Lily baru saja sampai di sekolah, dia turun dari mobil Kean bersama Hera, meninggalkan Kean yang masih sibuk memarkirkan mobilnya dengan baik di parkiran sekolah. Kean baru bisa menyusul mereka berdua yang kini tengah berjalan di pinggir lapangan setelah berlari karena melihat Lily dan Hera yang meninggalkannya begitu saja.
"Oh gitu ya? abis dikasih tumpangan nggak bilang terimakasih malah langsung ninggalin? kalian nyebut diri kalian sahabat gue? oh maaf, sekarang kita bahkan bukan teman lagi. Silahkan cari mangsa lain untuk jadi tumpangan kalian, gue selesai sampai di sini. END!" seru Kean yang terus saja berkicau kesal, sementara Lily dan Hera terus saja berjalan seolah Kean tidak berada di sana sama sekali.
Merasa diabaikan, harga diri Kean terluka. Kean mengerucutkan bibirnya kemudian dengan langkah besar dia lagi-lagi berjalan menyusul kedua sahabatnya itu, dia masuk diantara Lily dan Hera, mendorong keduanya agar menjauh satu sama lain kemudian berjalan lebih dahulu menuju kelas meninggalkan Lily dan Hera.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Over [✔️]
Novela Juvenil-Cover by me- [TAHAP REVISI] . . Tiap orang punya caranya masing-masing Arkha yang bersembunyi di antara semak belukar berduri, demi menembakkan peluru kosong pada target di hadapannya tidak ada yang dia dapatkan, selain luka untuk dirinya sendiri, ...