"LILY BANGUNNNN!" Teriak Hera yang berhasil menerobos masuk kedalam kamar Lily.
Lily meraih ponselnya untuk mengecek jam, masih jam 07.00 pagi, dia meraih selimut kemudian menenggelamkan tubuhnya di bawah selimut, tidak ingin di ganggu.
"Lily bangun dongg, ayo bangun, LILY!!" Hera kini menggoncang-goncangkan tubuh Lily.
"Ngapain sih?!" kesal Lily.
"Ayo hunting baju... besok udah kelulusan loh, kita belum beli baju karena seminggu ini nemanin lo latihan, apa lo mau naik panggung terima ijazah masih pakai kostum cinderella?" tanya Hera dengan suara memelasnya. Jika Hera sudah mengeluarkan jurus itu, Lily akan menuruti keinginan Hera karena tidak ingin muntah mendengar suara Hera yang katanya bikin muak itu.
Lily bangkit dari tidurnya sambil mengucek-ngucek pelan matanya. "Kean mana?"
"Di bawah, nggak tau ngapain, kayaknya lagi sama papa lo," jawab Hera.
"Mereka ngapain?" tanya Lily lagi.
"Udah gue bilang tadi, NGGAK TAU LY!" teriak Hera kesal.
"Iya iya sana lo keluar, gue mau siap-siap," usir Lily sambil menendang Hera.
"Paling lama 15 menit, kalau lewat kostum Cinderella lo gue bakar," ancam Hera.
"Sana gih bakar aja," cuek Lily.
Hera memberenggut, kemudian akhirnya keluar dari kamar Lily dan turun ke bawah.
Setelah siap, Lily ikut menyusul turun ke bawah, baru beberapa anak tangga yang dia turuni, Lily sudah mendengar ocehan Hera. "Ken bawa korek api nggak? gue mau bakar sesuatu," sindir Hera karena Lily yang baru turun 20 menit kemudian. Tapi Lily pura-pura tidak mendengar.
"Kalian ngapain? mama mana?" tanya Lily yang melihat Tama, Hera, serta kean yang terlihat duduk melingkar mengelilingi sesuatu.
"Main uno," jawab Kean.
"Mama masih tidur, kalian udah mau berangkat?" tanya Tama balik.
"Iya om, pinjam Lily nya dulu ya," balas Hera sambil menyeringai.
Tama terkekeh, "Iya, jaga bidadari saya baik-baik yaa."
"Siap!" seru Hera dan Kean bersamaan.
Setelah berpamitan pada Tama, mereka bertiga langsung berangkat menuju salah satu mall terbesar di kota itu.
Kean sudah lebih dulu memilih baju dengan jas yang dihiasi ukiran-ukiran berwarna emas kecil dan sederhana namun elegan di bagian dadanya, sedangkan Lily dan Hera tentu saja membutuhkan waktu berjam-jam hanya untuk mengelilingi deretan pakaian-pakaian mahal di sana untuk memilih yang paling tepat. Kean tetap setia menemani kedua sahabatnya itu, sambil sesekali menunjukkan pakaian yang bagus menurutnya.
"Cantik."
"Cocok."
Ujar Hera dan Kean bersamaan saat Lily baru saja keluar dari ruang ganti, mencoba salah satu pakaian yang ada di sana.
"Beneran?" gumam Lily sambil memandang pantulan dirinya di cermin.
"Oke." Lily kembali masuk ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya dan membungkus pakaian pilihannya itu dengan wajah berseri, sementara Hera juga baru saja memilih satu pakaian yang sudah cocok menurutnya.
"Langsung pulang nih?" tanya Hera setelah mereka membayar belanjaan mereka.
"Pulang aja deh, capek."
"Iya."
Terlihat jelas wajah mereka bertiga yang kelelahan hanya karena berjam-jam berburu baju, kini mereka kembali pulang ke rumah masing-masing dengan diantar Kean.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Over [✔️]
Teen Fiction-Cover by me- [TAHAP REVISI] . . Tiap orang punya caranya masing-masing Arkha yang bersembunyi di antara semak belukar berduri, demi menembakkan peluru kosong pada target di hadapannya tidak ada yang dia dapatkan, selain luka untuk dirinya sendiri, ...