☾ thirtynine : don't be sad

452 86 20
                                    

━━━━━━━━

━━━━━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━━━━━━━

"juniaaaaaa, lo kenapa sih?????"

nana gak ada henti-hentinya goyangin lengan junia buat bikin temennya itu sadar.

soalnya dari tadi junia cuma diem dengan tatapan kosong alias bengong. mungkin dia masih kaget sama apa yang dia liat tadi pagi.

"junia please, sadar donggggg!"

nana berdecak dulu sebelum ia menarik paksa tangan junia buat berdiri dan jalan ke kantin karena nana udah laper banget.

perut nya butuh asupan.

nana bener-bener nuntun badan junia, gak peduli orang-orang disekitar ngeliat dia yang kayak lagi bawa patung.

"na, lo ngapain?"

nana berhenti dan nengok ke sumber suaraㅡ riki and the geng.

"itu junia kenapa?"

nana menatap riki dengan tatapan sedih terus ngangkat bahu, "gak tau nih sumpah gue bingung dari pagi bengong mulu"

ke-lima cowo itu langsung merhatiin wajah junia.

junia nya mah cuma diem doang natap lurus, kosong aja gitu tatapannya.

bagas pun jalan ke arah junia dan ngibas-ngibasin tangannya ke depan muka junia.

junia langsung sadar.

"jun, lo gapapa?" tanya bagas dengan nada khawatir.

bukannya ngejawab pertanyaan bagas, junia malah ngedarin pandangannya buat nyari orang.

dia nyari evan.

pas mata mereka bertemu, evan langsung malingin muka ke arah nya lain terus ngajak matthew buat ke kantin duluan.

itu bikin junia kaget banget, gak biasanya evan kayak gitu. kalo mereka eye contact, pasti evan langsung kasih senyuman ke dia, tapi sekarang... ah evan berubah. 

dengan perlakuan nya barusan, bikin junia mikir lagi tentang apa yang dia liat tadi pagi.

"juniㅡ"

"gue mau ke kelas aja"

junia memutar balik tubuhnya dan berjalan cepat meninggalkan ke-empat orang yang lagi natap dia bingung. 

"junia lagi kerasukan ya na?"

celetukan jordan bikin ketiga orang didepannya melotot.

nana refleks memukul lengan jordan, "sembarangan!" omelnya.

jordan mengusap-ngusap lengannya sambil meringis, "ya terus kenapa? kalo kayak gitu tuh tanda tanya banget na. dia butuh diruqyah kali tuh, bokap gue bisa kok"

bagas mendelik denger penuturan jordan yang menurutnya udah mulai ngelantur, dia lantas melangkahkan kaki nya menuju kantin enggan mendengar omongan yang aneh lagi.

































tuk tuk.

junia mengangkat kepala nya yang ia telungkupkan sedari tadi karena denger ketukan dimeja nya.

dia mengangkat sebelah alisnya melihat orang dihadapannya sekarang.

"bagas? kenapa?"

bagas menyodorkan plastik yang junia yakini itu berisi makanan.

"apa?" tanya junia.

"nana nitipin tadi" jawab bagas.

junia manggut-manggut lalu bersiap menelengkupkan kepala nya lagi namun bagas menahan kepala nya.

junia berdecak lalu menatap bagas kesal, "apa lagi?"

sebenernya, junia itu agak sebel sama bagas karena nginget ucapan evan tentang apa yang bagas bilang ke dia.

bagas memposisikan dirinya duduk didepan junia. "gak butuh temen cerita?" katanya.

"hah?"

"lo kayaknya lagi ada masalah, butuh temen cerita?"

junia menggeleng terus mau nelengkupin kepala nya lagi tapi ditahan lagi sama bagas.

"gue gak ada masalah bag—"

"yaudah makan dulu ini, istirahat tuh jangan tidur tapi makan" sela bagas dan mulai mengeluarkan makanan yang ada didalam kantong plastik.

junia mendengus, "gak mau makan ah!"

bagas mengangkat satu alisnya, "beneran?"

"beneran!"

"yakin?"

"yakin!!!"

bagas tertawa kecil liat tingkah laku junia yang menurutnya gemes, dia langsung mencubit kedua pipi junia bikin yang dicubit merintih kesakitan.

junia memukul-mukul tangan bagas biar terlepas dari pipinya dan bagas pun ngelepasin.

"sakit tau!"

ringisan junia gak bikin bagas meminta maaf, justru dia malah mengacak-acak rambut junia.

junia tentu tambah kesel, muka nya dia udah ditekuk setekuk-tekuknya. tatapan tajam juga dia udah lempar ke arah bagas.

"lo tuh ya, dateng-dateng gak jelas! cubit pipi gue sampe merah terus ngacakin rambut gue juga, mau lo apa sih?!" omel junia setelah bagas berhenti ngacakin rambutnya.

bagas malah tersenyum memperhatikan muka junia yang emosi lalu tangannya terulur buat ngerapihin rambut junia yang dia berantakin tadi.

"jangan sedih"

"apaan?"

"gue mau lo jangan sedih, ngerti?"








































"BAGAS SAMA JUNIA PACARAN YA CIE"

"PEJE DONGGGGG"

dan terkutuklah teman kelasan junia.

Different ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang