☾ tweleve : prepare

655 131 46
                                    

━━━━━━━━

━━━━━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━━━━━━━

"na, kalo gue suka sama evan gimana?"

"ha? gimana?"

"gue suka sama evan na..."

nana memberhentikan aktivitas nya yang sedang memoleskan lipbalm di kaca toilet sekolah.

"katanya lo suka sama bagas, masa tiba-tiba pindah ke evan sih?" tanya nana.

junia menghela nafas bentar, "abis gimana ya na, gue lama-lama cape juga nge-crush dia tapi dia nya gak peka-peka. lo sendiri juga liat kan evan ke gue gimana?"

"yaiya sih... cuma lo yakin nih sama keputusan lo buat pindah hati?"

junia ngangguk. "gue udah renungin tiap malem na" jawabnya.

"tapi sumpah, kalo dia ternyata cuma-cuma doang sama lo gimana jun? ya secara kita aja gak tau dia beneran suka sama lo apa gak"

"menurut lo gimana?" junia bertanya balik.

nana ngangkat satu alisnya, "kok nanya gue sih?"

"ya menurut penglihatan lo aja, dia gimana gitu na,"

nana tampak berpikir, "ya semua orang yang liat perlakuan dia juga pasti ngira dia suka sama lo sih..."

"terus kalo gue confess duluan gimana na?"

"HAH? SINTING LO YA?!"

pekikan nana yang menggema ditoilet membuat junia nutup kupingnya rapat-rapat.

junia berdecak, "ih na, nungguin dia nge-gas tuh kelamaan, lagian sekarang juga lagi zaman cewe yang ngaku duluan terus ujung-ujung mereka bersama deh"

"ha? jadi seriusan nih lo mau confess?"

junia ngangguk.

"berani?"

junia ngangguk lagi.

"kalo ditolak gimana?"

junia yang udah mau nganggukin kepala nya langsung tertahan denger pertanyaan nana.

"y-ya resiko. lagian bodo amat na, gue cuma confess doang, biar ada tantangan baru. gak berharap banget pacaran kok" tutur junia.

nana natap junia yakin gak yakin terus dia menghela nafasnya pasrah. "yaudah deh nanti kita tanya-tanya riki dulu tentang dia" katanya.

raut muka bahagia muncul di wajah junia, senyum nya merekah banget kayak lagi liat diskon. dia merasa emang gak salah pilih sahabat.

tapi tanpa mereka sadarin, daritadi ada yang nguping pembicaraan mereka.
































"ki, evan orangnya gimana sih?"

sekarang jam istirahat kedua, junia sama nana udah bersama riki dilapangan basket yang lagi sepi.

"aelah ini ada apaan si lo berdua tiba-tiba malah nanya evan" ucap riki sebel.

"cepet jawab aja!" paksa nana.

riki terlonjak denger teriakan nana, "y-ya dia orangnya receh terus bobrok gitu dah" jawabnya.

"dih boong lo ya?"

"ya Allah, untuk apa orang ganteng ini berbohong"

nana langsung jitak kepala riki, "gak usah kebanyakan halu deh. beneran apa gak?" omelnya.

"ya beneran lah! ngapain si gue boong, dia tuh kalo lagi sama best friend nya mah sifat asli nya keluar. kalo sama lo berdua kan ya kaga keluar, ya emang lo berdua siapa"

"kampret!" nana jitak kepala riki lagi.

"aduh na, kepala gue bolong nih lama-lama!"

"ki, dia udah ada pacar belom sih?" kini junia yang bertanya.

riki tampak berpikir, "yang gue liat belom sih, kenapa? lo demen ya?" tuduh riki.

"iya ki,"

"anjay jug- EH APAAN LO DEMEN SAMA EVAN? LAH UDAH GAK SAMA BAGAS LAGI DONG?!"

"ceritanya panjang ki, nah disini gue mau minta tolong sama lo" pinta junia.

kening riki mengernyit, "minta tolong apaan?"

"gue besok mau confess sama evan"

"sinting anjing"

nana melotot denger celetukan riki. "HEH??????" pekiknya

"eh iya maap" riki menutup mulutnya dengan tangan.

setelah melakukan perdebatan yang cukup lama, akhirnya riki mengiyakan permintaan junia yang minta tolong sama dia buat ngebawa evan ke junia besok.

walaupun awal nya masih gak percaya, secara aneh aja kalo cewe ngungkapin duluan tapi selagi temen- ya riki dukung aja apa yang bikin dia bahagia.

mungkin disepanjang malam, junia harus nyiapin mental sebanyak-banyaknya.

Different ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang