Setengah jam yang lalu hujan turun dengan lebat membuat mereka menunda acara inti untuk sementara, beruntung hujan nya tidak terlalu lama. Tapi tidak menutup kemungkinan sisa sisa hujan tadi membuat udara di puncak terasa lebih dingin.
Semua nya telah berkumpul di depan set panggung utama duduk dikursi-kursi kayu yang telah mereka siapkan. Sebelum acara inti, yaitu api unggun mereka akan mengadakan acara hiburan semua nya bebas untuk menampil kan apa saja mulai dari bernyanyi, menari, puisi semua nya bebas menyatakan cinta juga boleh.
Anjani duduk dibarisan ketiga dari depan dengan Vania yang duduk disamping kiri nya. Panggung yang di sediakan tidak terlalu besar hanya sebuah panggung kayu sederhana dengan lampu yang menggantung dan tirai disisi kiri dan kanan nya.
"Lo dapat jaket dari mana?"
Tanya Vania tiba-tiba, padahal sudah sedari tadi ia melihat Anjani memakai jaket ini tapi baru sadar sekarang jika Anjani meninggalkan jaket nya.
"Hmm.. tadi ada senior yang minjamin" jawab Anjani gelagapan.
"Senior yang mana?" Tanya Vania curiga.
"Kak abel" jawab Anjani spontan, kebetulan ia sedang melihat kak abel di atas panggung.
"Ini kaya jaket cowok bukan jaket cewek, hayo ngaku lo" Vania menunjuk wajah Anjani dan memicing kan mata nya curiga.
Anjani menghembuskan nafas nya pasrah, sudah saat nya ia bercerita dengan Vania tantang ia dan Jefri.
"Punya kak jefri"
"HAH? KOK BISA?!" Pekik Vania menarik perhatian semua orang, Anjani bahkan sampai harus menutup mulut Vania dengan kedua tangan nya.
"Mulut lo anjir, ngak bisa ngerem dikit kenapa" kesal Anjani pasal nya kini mereka menjadi pusat perhatian.
Vania manarik tangan Anjani dari mulut nya. Dan masih memasang wajah syok.
"Kan dugaan gue bener, lo pasti ada apa-apa dengan kak Jefri"
"Ada apa-apa, apaan sih anjir"
"Hayo ngaku, noh pipi lo merah tau" goda Vania.
Anjani memegang kedua pipi nya yang memerah.
"Ini..ini karena udara nya dingin, iya dingin"
"Alah lo banyak alasan, pokok nya sampe di kamar nanti lo hutang cerita sama gue, ceritain semua nya harus titik!"
"Hhhhhh... oke oke, tapi lo janji jangan cerita ke siapa-siapa"
"Gue janji, aman deh pokok nya"
Mereka berdua bersalaman dan berkata "DEAL".
***
"Baik teman-teman semua nya sebelum kita lanjut ke acara api unggun, sebagai penutup dari acara hiburan ini ada yang ingin menyumbang kan sebuah lagu?"
Tanya kak Abel yang menjadi MC acara, semua nya saling lirik melirik. Anjani menarik kupluk yang ia gunakan untuk menyembunyikan wajah nya, ia takut kejadian sewaktu ospek terjadi lagi.
"Gue"
Semua orang mengalihkan pandangan kearah sumber suara.
"Yak.. presiden mahasiswa kita yang terkasep, kita sambut dia Jefri Laut Wirantara"
Semua orang bertepuk tangan saat Jefri maju ke atas panggung. Pantulan sinar lampu dari panggung membuat wajah Jefri terlihat lebih tampan dan bercahaya. Anjani mengakui itu.
"Selamat malam semua nya" ucap Jefri ramah.
"Malam" jawab semua nya kompak.
"Sebelum nya gue pribadi mau ngucap kan kata terima kasih untuk kalian semua nya yang udah mau ikut acara makrab fakultas kita, selain itu juga gue harap kalian semua enjoy dan Happy dengan acara nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah [REVISI]
Fanfiction[SELESAI] Ini tentang Kuliah. 𝘑𝘶𝘨𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘬𝘦-"𝘜𝘞𝘜"-𝘢𝘯 𝘑𝘦𝘧𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘯𝘫𝘢𝘯𝘪. Ⓒ Rinai Senja, November, 2019.