Anjani suka membaca buku self help dan menonton vidio self improvement di YouTube. "Menemukan diri" terdengar konyol memang tapi memang itu adanya. Anjani suka bertanya pada dirinya sendiri ketika sedang bercermin apa tujuan hidup nya? Apa yang ia ingin kan dimasa yang akan datang? Apakah ia sudah bahagia?
Pertanyaan itu terus berputar di kepala, jika di katakan bahagia ya Anjani bahagia memiliki keluarga yang lengkap, ekonomi yang berkecukupan, kuliah di universitas terbaik, memiliki teman yang baik meski tidak banyak, dan sekarang ia sudah memiliki pacar.
Tapi Anjani merasa ada sesuatu yang hampa.
Terlebih jika berbicara tentang tujuan hidup?
Sekolah, kuliah, wisuda, mendapat kerja, gaji yang besar, menikah, memiliki anak. Bagi sebagian orang itu tujuan hidup nya. Namun, untuk Anjani tidak. Ia tidak ingin tujuan hidup nya hanya tentang diri sendiri.
Sejak mengenal Narendra dan bergabung dengan dunia Neverland, Anjani mengerti tentang tujuan hidup yang sebenar nya.
Membuat orang lain tersenyum, meski hanya dengan perlakuan kecil.
Tersenyum memang tidak bisa membuat orang menjadi kaya, membuat orang yang kelaparan mendapatkan makanan, atau membuat orang yang sedang sakit menjadi sembuh.
Tapi tersenyum bisa membuat orang yang kelaparan sejenak melupak tentang lapar nya, atau yang sakit melupakan tentang sakit nya.
Tidak bertahan lama, tapi setidak nya mampu membuat mereka melupakan sejenak masalah nya.
Usai mematut diri nya di depan cermin besar dikamar Anjani tersenyum 'Semangat' ucap nya pada diri sendiri.
"Lama banget woi" teriak seseorang.
Anjani yang sedang mengunci pintu rumah hanya tersenyum tanpa membalas teriakan itu. Setelah selesai mengunci rumah Anjani berjalan keluar pagar dan masuk kedalam mobil Honda-jazz merah itu.
"Sabaran napa sih" ucap Anjani setelah masuk kedalam mobil.
Vania hanya mencibir lalu melajukan mobil nya. Hari ini mereka ada kelas pukul sebelas siang karena tidak ada yang mengatar ke kampus dan juga sayang uang untuk memesan gojek—dan di waktu yang tepat Vania menawarkan tumpangan.
"An, tau nggak dua minggu lagi ada konser Ardhito Pramono" ucap Vania antusias.
Anjani yang sedang makan sari roti rasa coklat sebagai serapan—membulat kan mata nya menelan dengan cepat roti yang hanya ia kunyah tiga kali. Dan itu berhasil membuat nya tersedak.
"Pelan-pelan anjir" Vania dengan cepat memberikan botol air mineral.
Setalah minum dan menormalisir tenggorokan Anjani berteriak heboh.
"Sumpahhhh?"
Anjani mengguncang tubuh Vania beruntung mereka sedang berada di lampu merah.
"Iyaaa anjir, aduh ngga sabar ketemu jodoh gue"
Tidak terima Anjani menoyor kepala Vania "Enak aja, udah jelas Ardhito pacar gue"
"Hilih baru pacar, nah gue istri sah nya" ucap Vania tidak mau kalah sambil menepuk-nepuk dada atas kiri nya.
Dan tiba-tiba mereka tertawa, ya begini lah jika kaum halu dipersatukan.
"Gue mau pesan tiket nya dulu ah" baru saja Anjani akan mengambil handphone nya Vania menahan dan menggerakkan jari nya kenan dan kiri.
Vania membuka Dashboard mobil nya mengambil sesuatu dari sana.
"Taraaaaa" Vania memamerkan dua tiket konser.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah [REVISI]
Fanfiction[SELESAI] Ini tentang Kuliah. 𝘑𝘶𝘨𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘬𝘦-"𝘜𝘞𝘜"-𝘢𝘯 𝘑𝘦𝘧𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘯𝘫𝘢𝘯𝘪. Ⓒ Rinai Senja, November, 2019.