19. Mine?

7.7K 1.2K 119
                                    

(Jujur aku lebih suka kalian ngasih komentar dari pada vote)

Ini pertama kali selama 18 tahun Anjani hidup merasa ada yang aneh dengan dirinya, rasanya ada banyak kupu-kupu yang menggelitik di perut. Pipinya merah padam namun dapat tersamar kan karena Cahya tamaram di pasar malam. Jantung Anjani terasa akan segara meloncat dari tempat nya setiap melihat genggaman tanya nya dan Jefri sekali dua kali bahu mereka saling bersinggungan.

"Pipi kamu merah, sakit?" Ujar Jefri ketika sorot lampu mengenai wajah Anjani yang terlihat merah.

Anjani tersentak dan langsung memegang pipi nya "Hah? Nggak kok kak" Ucap Anjani menutupi rasa gugup nya.

"Kalo sakit bilang, apa kita pulang aja?" Tanya Jefri khawatir.

Apa pulang? Baru juga satu wahana yang mereka naiki di pasar malam sudah langsung pulang saja. Anjani kan tidak sakit cuma—Ekhem salting doang.

"Ih kok pulang, aku nggak sakit juga" Anjani memelas.

"Beneran?"

"Iya kak" ucap Anjani mantap.

Mareka berdua kembali melanjutkan mengitari pasang malam yang cukup luas, Anjani menunduk kan kepala melihat langkah kaki mereka berdua yang selaras saat menapak tanah.

Anjani tersentak saat Jefri menarik tangan nya kedepan salah satu stand permainan nama nya 'Bola keberuntungan' kata si Abang pemilik nya permainan nya gampang-gampang susah. Cara permainan nya ada dua puluh balon berisi air yang di letak kan dalam kaleng yang disusun nah para pemain di beri waktu 1 menit untuk memecah kan balon itu dengan bola, bagi yang bisa memecahkan di atas 15 balon akan di beri hadiah yang telah di tetapkan dan untuk yang berhasil memecahkan 20 balon diberi kebebasan dalam memilih hadiah.

"Mau hadiah apa?" Tanya Jefri melihat Anjani.

"Kaya bisa aja" Ledek Anjani.

"Idih ngeremehin" ujar Jefri tidak terima.

Anjani tertawa "Mau itu" tunjuk Anjani pada boneka Teddy bear yang cukup besar.

"Berapaan bang?" Tanya Jefri.

"Sekali main 20 rebu doang bang" jawab Abang pemilik permainan.

Jefri memberikan uang pecahan lima puluh ribu untuk dua kali main,tak lama ia di beri bola untuk memulai permainan. Sebelum bermain Jefri meregang kan kedua tangan dan leher nya seperti pemanasan membuat Anjani tertawa.

"Semangat!" Anjani menggepal kan kedua tangan nya.

Dipermain pertama Jefri gagal dan hanya berhasil memecahkan 9 balon saja, dan itu membuat Anjani meledekinya.

"Masih ada satu kali lagi ya" ucap Jefri tidak santai. Anjani hanya tertawa dan menganggukkan kepala nya.

Benar dengan pepatah tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Terbukti di permainan keduanya Jefri berhasil memecah kan 20 balon bahkan sebelum habis waktu yang di tentukan.

"Gimana?" Ucap Jefri merentangkan kedua tangan nya lalu menaik turun kan alis. Anjani memutar bola mata malas melihat gaya Jefri.

"Mau hadiah apa kang?" Tanya Abang pemilik permainan dengan wajah kaget.

Jefri melihat-melihat hadiah apa saja yang ada disana. Anjani mendekati Jefri dan memegang lengan nya.

"Kak boneka itu cantik ya" ucap Anjani sok manis sambil menunjuk boneka Teddy bear yang tadi ia tunjuk.

Jefri melirik Anjani lalu mengabaikan nya. Sadar jika dirinya di abaikan Anjani melipat kedua bibirnya dengan pipi mengembung. Diam-diam Jefri menahan agar tidak gemas.

Kuliah [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang