Jam sepuluh pagi setelah bersiap diri dan sarapan Anjani diantar bapak menuju kostan Narendra. Hari ini mereka akan mempacking semua kebutuhan yang besok akan mereka bagikan.
"Kostan temen adek dimana?" Tanya bapak ketika motor balap kesayangan bapak keluar dari pekarangan rumah.
Ah, rasanya sudah lama Anjani tidak boncengan dengan bapak setalah kuliah. Apalagi semenjak pacaran dengan Jefri.
"Nggak jauh kok pak, masih disekitaran kampus" ujar Anjani sambil memeluk bapak.
Bapak mengangguk dan tersenyum saat melihat tangan anak gadis nya yang melingkar dipinggang nya. Tidak terasa gadis kecil nya yang dulu selalu merengek minta dibeliin mainan sekarang sudah tumbuh besar. Waktu berjalan begitu cepat.
"Kita beli makanan dulu ya untuk mereka" ujar bapak.
"Iya pak, kasian anak kost hehe" Anjani menyengir kuda.
"Mau dibeliin apa?"
Sama-sama berpikir sebentar, kira-kira makanan apa yang akan mereka beli.
"Nasi Padang aja pak, pasti mereka belum sarapan kalaupun sarapan pasti makan Indomie soal nya Nana sering curhat, kasian udah badan nya kurus makin kurus" Anjani tertawa mengingat kembali curhatan Narendra yang sering sarapan dengan Indomie katanya kalau bunda nya dibandung tau bisa tamat riwayat nya.
"Hus adek, kok jadi ngetawain temen nya, ya udah kita beli nasi Padang sama cemilan yang lain"
Motor bapak berhenti dirumah makan dua saudara, melihat nama nya rasanya tidak asing. Mereka berdua masuk kedalam dan memesan nasi Padang dengan menu rendang.
"Lho kak Rara?" Perempuan dengan hijab berwarna hitam yang duduk dikasir itu menoleh. Kan benar tebakan nya jika ini rumah makan kak Rara pacar bang Damar.
"Anjani" sapa Rara tersenyum.
"Jadi ini rumah makan kakak" Anjani menghampiri Rara.
"Bukan"
Wajah Anjani bingung.
"Tapi punya ayah sama ibu hehehe.."
Kemudian mereka sama-sama tertawa. Humor pacar bang Damar rendah banget. Ujar Anjani dalam hati.
"Mau liburan semester dimana Jani?"
Orang-orang di fakultas memang memanggil Anjani dengan sebutan Jani. Katanya biar simpel.
"Belum tau kak, kalo kakak mau kemana?"
"Nggak kemana-mana, semenjak ayah udah nggak ada, jadi nggak tega lihat ibu ngurusin rumah makan sendiri"
"Kakak perempuan hebat, pantas kak Damar klepek-klepek"
Rara tertawa, memukul pelan lengan Anjani.
"Apaan tu bahasa nya, dasar ih cewek Jefri"
Setelah obrolan singkat mereka dan bapak membayar pesanan mereka izin pamit. Dari rumah makan bapak dan Anjani juga mampir di penjual cakwe.
"Nanti pulang nya mau dijemput?"
"Nggak usah pak nanti minta antar sama teman-teman aja"
"Ya sudah, semangat buat kerja baik nya salam sama temen-teman adek ya"
Tidak lupa menyalami tangan bapak, barulah setelah motor bapak pergi Anjani masuk kedalam pekarangan kost putra itu.
"Assalamualaikum teman-teman ku tersayang" salam Anjani setelah melepas sandal dan masuk kedalam kost Narendra yang penuh dengan barang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah [REVISI]
Fanfiction[SELESAI] Ini tentang Kuliah. 𝘑𝘶𝘨𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘬𝘦-"𝘜𝘞𝘜"-𝘢𝘯 𝘑𝘦𝘧𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘯𝘫𝘢𝘯𝘪. Ⓒ Rinai Senja, November, 2019.