12. Diskusi Hati.

8.4K 1.3K 43
                                    

Dear reader kesayangan ku, tolong untuk tidak lupa menghargai keHALUan aku ini cukup dengan cara vote&koment, karena itu jadi asupan semangat buat aku rajin update :")).

_______

"Bang usir aja ni cewek, kalo cuma numpang tiduran di sini doang"

Anjani menolehkan kepala nya, melirik sebal kepada laki-laki yang mengambil tempat duduk tepat di samping nya. Dan ketika melihat siapa orang nya, Anjani memutar bola mata malas.

"Heh mata nya mau gue colok ya" ucap lelaki itu sambil membuat huruf v dengan jari nya.

Ada masalah apa sih ni orang dengan Anjani. Ia hanya numpang duduk sambil merebahkan kepala di meja Abang somai depan mesjid fakultas. Toh si Abang somai juga tidak masalah.

"Kak Damar lagi PMS ya?" Tanya Anjani tanpa mengangkat kepala dari meja.

"Lo pikir cowok bisa halangan hah" jawab Damar sewot.

"Kalo ngak, ngomong nya ngak usah sewot kali. Santai aja"

"Suka-suka gue dong, mulut-mulut gue"

Helaan napas Anjani keluarkan. Istilah cewek selalu benar itu tidak berlaku jika sudah berhadapan dengan seorang Damar.

"Bang somai nya satu ya, lo mau ngak?" Tanya Damar, menyenggol lengan Anjani.

"Bayarin ya kak?" Ujar Anjani mengangkat kepala.

"Cih"

Mendengar decihan Damar membuat ia kembali merebahkan kepala, tapi dengan cepat Damar menahan kepala Anjani agar tidak kembali rebahan.

"Bang tambah satu lagi somai nya buat ni bocah"

"Hehe makasih kak Damar" Anjani cengengesan, akhir nya dapat somai gratis.

Bang Acil mengantar dua porsi somai pesanan mereka.

"Ini neng,kang"

"Makasih bang" jawab mereka berdua.

Damar sibuk dengan ponsel nya sambil sesekali menyuap somai ke mulut, membuat Anjani risih karena bagi nya disaat makan harus fokus sama makanan tanpa gangguan dari yang lain. Tapi ia tidak bisa mengomentari Damar, nanti yang ada ia kena sembur sama Damar dan masih untung juga ia di traktir.

"Kak Damar tumben jam segini ada disini" tanya Anjani setelah sepuluh menit tanpa perbincangan di antara mereka.

Damar meletakkan ponsel berlogo apel di gigit itu kedalam satu kemeja nya, ia melirik Anjani sebentar lalu memakan kembali somai yang sempat di anggurin karena terlalu fokus dengan ponsel.

"Habis ngantarin Rara ke mesjid soal nya dia ada kajian rohis gitu"

Anjani mengangguk kan kepala nya. Sebenar nya Anjani tidak terlalu dekat dengan Damar hanya kenal sebagai salah satu senior fakultas saja, cuma karena Damar adalah sahabat dari seseorang yang akhir-akhir ini dekat dengan nya, jadi ya begitulah sekarang.

Damar seorang penganut Katolik dan ia juga wakil ketua UKM keluarga mahasiswa Katolik. Dan yang membuat Anjani bingung bagaimana Damar bisa berpacaran dengan seorang perempuan beragama muslim yang merupakan mahasiswa aktif di UKM rohis. Yang jelas-jelas hubungan seperti itu di larang di dalam agama masing-masing.

Memang susah ya kalo sudah berurusan dengan kata cinta.

"Lo dengan Jefri kenapa?" Tanya Damar tiba-tiba.

Jantung Anjani entah mengapa jadi terpacu saat mendengar nama yang sudah dua hari yang lalu ia hindari. Ini semua bukan salah Jefri,sama sekali bukan salah Jefri. Anjani merasa ia hanya butuh waktu untuk menata hati dan pikiran nya terutama jawaban atas pertanyaan Jefri waktu itu.

Kuliah [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang