15. Neverland.

8.2K 1.2K 26
                                    

Mulai minggu depan MID atau ujian tengah semester pertama sebagai mahasiswa akan di rasakan Anjani dan maba-maba lainnya. Tidak sama seperti saat masih sma ujian kali ini semua nya mutlak dari dosen masing-masing. Ada yang ujian kertas seperti biasa nya, ujian lisan, ujian peraktek, hingga bila beruntung mendapat ujian take home.

Karena bermodalkan catatan dan buku yang ia beli saja tidak cukup, setelah kelas selesai Anjani berencana mampir ke perpustakaan fakultas untuk meminjam tiga buku mata pelajaran yang ia rasa masih kurang penjelasan ketika dosen menerangkan.

Niat Anjani ingin mengajak Vania tapi karena ia baru resmi bergabung dengan UKM Sinematografi dan akan mengadakan pertemuan perdana dengan angkatan baru siang ini, berakhir lah ia pergi sendiri.

*sinematografi sama seperti dunia fotografi, di sana mereka mempelajari tentang teknik menangkap gambar dan dunia perfotografian lainnya.

Sambil mencari buku yang akan ia pinjam di deretan rak buku panjang itu Anjani berpikir apa ia satu-satu nya mahasiswa baru yang tidak memiliki niat bergabung dengan UKM mana pun?. Sebenarnya ada satu UKM yang ingin di ikuti, tapi ia mengurungkan niat awalnya. Lebih baik fokus pada kuliah dan studi nya saja.

Dengan tiga buku pinjaman perpus yang cukup tebal ditangan, Anjani melangkah kan kaki menuju gazebo yang terletak tidak jauh dari perpustakaan. Cuaca siang ini sangat terik, Anjani memutuskan berteduh disana sebentar sambil membaca buku. Padahal di dalam perpustakaan sudah sejuk, tapi karena kondisi perpus yang ramai membuat Anjani sesak.

Namun di tengah jalan Anjani melihat Narendra duduk dibawah pohon Tanjung yang rindang dengan aerphone putih ditelinga nya. Memutar haluan, Anjani melangkah kan kaki nya ke tempat Narendra.

"Nana" panggil Anjani berdiri tepat di depan Narendra, tersenyum.

Narendra yang tengah membaca buku mengalih pandangan nya saat melihat sepasang sepatu kets putih, kemudian menutup buku nya dan melepas aerphone.

"Eh, Anjani duduk" ucap nya lalu sedikit menggeserkan, memberi Anjani ruang.

"Baca buku apaan? Kelihatan fokus banget" tanya Anjani menunjuk buku yang berada ditangan Narendra.

Narendra mengangkat buku tersebut "Tumbuh kembang anak edisi 2, lo udah baca?"

Anjani mengelengkan kepala nya "Belum, ini baru pinjam dari perpus" ia menunjukan buku tersebut.

"Kenapa ngak pinjam punya gue aja, ini gue udah baca dua kali juga"

"Ya gue kan ngak tau kalo lo punya buku nya"

"Kalo mau minjam buku sama gue aja, gue punya 8 buku dari 10 mata kuliah kita kalo ngak salah"

"Waduh, udah kek perpustakaan aja" kekeh Anjani.

"Ngak kaya perpustakaan juga kali" elak Narendra.

Anjani tersenyum dan menganggukkan kepala nya. "Oke deh. Besok gue pinjam sama lo aja"

Narendra melirik Anjani lalu tersenyum kecil tanpa Anjani sadari, kemudian melanjut kan bacaan. Tidak lama setelah itu Narendra melirik jam tangan dan menyudahi bacaan san menyimpan buku itu kedalam tas sandang.

"Anjani habis ini lo mau kemana? Apa lo ada acara?"

"Rencana sih mau pulang kerumah, ngak ada, emang kenapa?"

Kuliah [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang