Biasanya di pagi weekend Anjani masih bergumul diatas kasur dengan balutan selimut tebal. Tapi tidak untuk pagi weekend kali ini.
Car Free Days.
Mendengar nama nya memang menyenangkan 'hari bebas kendaraan'. Untuk kota bernama Jakarta tentu itu suatu hal yang menyenangkan. Mungkin tidak hanya Jakarta kota-kota besar lain pun yang sering mengalami macet pasti juga menganggap hal itu menyenangkan.
Tapi tidak untuk Anjani, ia lebih baik memilih untuk melanjutkan tidur ketimbang lari pagi atau bersepeda di sekitar bundaran HI dan Monas.
Pengecualian untuk hari ini, Anjani sudah siap dengan kaos, celana dan sepatu olah raga. Ini semua demi mas pacar alis si Jefri laut Wirantara. Yang mengajak Anjani untuk hidup produktif.
Mentang-mentang sekarang pipi Anjani sudah mulai cubby ia diajak untuk berolahraga. Kamarin-kemarin yang melarang dia untuk diet siapa?
"Habis pemanasan lari tiga keliling aja" Ujar Jefri sambil pemanasan yang diikuti Anjani.
"Tiga putaran? Kak ngga kuat, cepekkk..." rengek Anjani tidak terima, bahkan mata nya belum seratus persen terbuka karena masih mengantuk.
Ini baru jam enam pagi dan mereka sudah berada di monas untuk ikut car free day.
"Jangan banyak protes, masa kalah sama nenek itu" tunjuk Jefri dengan dagu kepada nenek dengan pakaian olahraga serba pink itu yang terlihat bersemangat.
Anjani mendemel tanpa suara. Karena percuma saja rasa nya melawan. Mana kuat Anjani mengelilingi sekitaran Monas yang begitu luas ini. Setelah pemanasan mereka mulai berlari.
Jefri menyuruh untuk berlari tiga putaran tapi baru satu putaran saja ginjal Anjani sudah berteriak lelah. Mereka yang awal nya lari berdampingan jadi terpisah karena Anjani memperlambat ritme lari nya berbeda dengan Jefri yang terlihat santai.
"Ayo semangat" ucap Jefri tiba-tiba muncul dari belakang lalu berlari lebih dulu.
Napas Anjani memburu tidak kuat. Sumpah ia sudah tidak kuat. Anjani berhenti berlari lalu menumpukan kedua tangan di pinggang berusaha menormalisir deru napas.
Mengedarkan pandangan ke kiri dan ke kanan.
Aman.
Dan saat nya untuk kabur.
—-
Berakhir lah Anjani disini. Duduk manis di tempat penjual bubur ayam. Perut nya belum makan dan ia sudah disuruh berolahraga. Mana sanggup.
Satu mangkok bubur ayam serta segelas teh es manis.
"Makasih mang" ucap Anjani ramah pada penjual.
Langsung saja tanpa basi-basi ia mulai menguap bubur kedalam mulut. Anjani sedikit cemas kalau-kalau Jefri mencari keberadaan nya.
Ya pasti dicarilah.
Sambil terus menyuap Anjani tetap memperhatikan orang-orang di sekitar. Ada banyak orang yang datang untuk berolahraga. Ada yang datang bersama keluarga, teman, pacar, dan ada juga yang datang sendiri.
"Di cariin kemana-mana tau nya disini" Jefri muncul dengan rambut yang sudah basah karena keringat dan mengambil tempat duduk disamping Anjani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah [REVISI]
Fanfiction[SELESAI] Ini tentang Kuliah. 𝘑𝘶𝘨𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘬𝘦-"𝘜𝘞𝘜"-𝘢𝘯 𝘑𝘦𝘧𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘯𝘫𝘢𝘯𝘪. Ⓒ Rinai Senja, November, 2019.