Riuh tepuk tangan serta teriakan dari penonton konser Ardhito Pramono memenuhi lapangan terbuka ini. Senyum manis serta bahagia tertoreh manis di kurva indah Anjani.
Anjani yang tersenyum tapi Vania yang merasakan mulut nya keram. Bagaimana tidak Anjani percis seperti orang kesambet.
"Gue sumpahin bibir lo keram parah pas pulang konser" ucap Vania yang tidak diindahkan Anjani.
Merasa diabaikan Vania hanya mendengus kesal. Lagu bitterlove menjadi lagu pembuka konser, suara indah milik Ardhito mengalun dengan merdu. Disaat orang-orang sibuk merekam dengan ponsel masing-masing.
Tapi tidak dengan Anjani, momen terbaik dari menonton konser adalah menikmati nya dengan sepenuh hati, bukan malah sibuk merekam yang akhirnya membuat kita tidak menikmati konser.
Memang bagi kebanyakan orang merekam nya dengan ponsel dapat menjadi suatu kenangan yang bisa dilihat kembali. Tapi bagi Anjani tempat terbaik untuk merekam adalah otak kemudian mengenang melalui pikiran.
Dan lagu kedua berjudul Di Senanyan dibawakan. Teriakan heboh kembali bergema ketika musik dibunyikan.
—-
Konser dengan durasi dua jam itu telah selesai. Keringat dan peluh mengalir di badan, meski lelah tapi ini menyenangkan.
"Ganteng banget pas di lihat langsung Ardhito nya" Vania mendramastis.
Mereka berdua duduk di pinggir trotoar dekat parkiran sambil melepaskan dahaga dan menyejukkan diri.
"Masih gantengan kak Jefri"
"Sontoloyo" ucap Vania dan melempar botol bekas minuman nya namun dapat di elak dengan Anjani.
"Woi lu buang sampah sembarangan, pungut lagi" Anjani melototi Vania.
"Baik ndoro, maaf kan hamba" Vania kembali memunguti botol minuman nya tadi membuang nya ke tempat sampah.
Anjani tertawa hingga memegang perut melihat wajah kocak Vania.
"Van temeni gue ke stand jualan sosis bakar yok"
Kini mereka tiba di stand penjual yang berdiri di disekitaran lapangan konser. Masih ada banyak orang yang berada disini ada yang masih mengabadikan foto bersama teman atau pacar. Dan ada juga yang memilih kembali melanjutkan malam mingguan mereka dengan berkeliling stand.
"Kak sosis bakar nya dua pedas ya, lo mau ngga van?" Tanya Vania yang sibuk dengan ponsel.
"Mau satu, jangan terlalu pedas ya kak" jawabnya kepada penjual sosis.
Mereka duduk di kursi plastik yang di sediakan sambil menunggu sosis pesanan mereka jadi, ternyata Vania sibuk memilih foto konser tadi yang akan ia upload ke instagram. Anjani hanya menggelengkan kepala maklum. Vania ini termasuk anak hits sudah dari jaman SMP dulu.
Berbeda dengan Anjani, ia bukan anak yang famous di sekolah. Bermain media sosial saja Anjani jarang.
Tiba-tiba ponsel di tas slingbag Anjani berbunyi, nama
'Dimple maut ❤️' terpampang di layar utama. Jafri melakukan panggilan vidio. Dengan wajah bahagia Anjani mengangkat nya."Selamat malam dengan saudari Anjani."
Wajah tampan Jefri terpampang di layar ponsel. Tawa Anjani pecah mendengar nada suara Jefri yang ia ubah-ubah seperti suara penipu mama minta pulsa.
"Hahah kakak, ada-ada aja deh"
Jefri tersenyum memperlihatkan kedua lesung pipi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah [REVISI]
Fanfiction[SELESAI] Ini tentang Kuliah. 𝘑𝘶𝘨𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘬𝘦-"𝘜𝘞𝘜"-𝘢𝘯 𝘑𝘦𝘧𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘯𝘫𝘢𝘯𝘪. Ⓒ Rinai Senja, November, 2019.