Princeton University

51 12 0
                                    

Suhu pagi ini -17° membuatku kedinginan. Saat ini di New Jersey sedang musim dingin. Jadi, suhu di pagi hari pasti minus. Di siang hari pun masih minus. Tapi tidak terlalu dingin karena ada terik matahari.

Satu minggu sudah aku memantapkan dalam belajar. Memahami materi-materi perkuliahan. Menelaah inti demi inti materi. Tapi kurasa belum begitu mantap.

Hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah. Perasaan gugup pasti ada. Aku juga harus beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Berteman dengan anak-anak teknik dan dengan yang lainnya.

Kelas dimulai pukul 09.00 waktu New Jersey. Banyak sekali waktuku untuk belajar di pagi hari. Karena kebiasaan ku bangun pada pukul 05.00. Jadi ku habiskan materi pelajaran sampai jam 08.30.

Perjalanan dari apartemen ku ke Universitas hanya berjarak tiga blok saja. Mungkin sekitar beberapa ratus meter. Jalan kaki adalah pilihan terbaik untuk berangkat kuliah.

Hei, apakah ada mahasiswa lain yang seumuran denganku? Atau sekecil diriku? Astaga pikiranku benar-benar gugup. Aku tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana menjalin pertemanan dengan orang yang lebih dewasa dariku.

Princeton University. Nama itu terpampang jelas di gerbang masuk. Halaman depan kampus sangat luas. Rumput-rumput hijau menyelimuti halaman depan itu. Salju tidak tebal berada di atasnya. Semakin terlihat cantik saja.

Kelasku hari ini adalah tentang menelaah partikel atom dalam sebuah mesin. Oi, cukup menarik bukan. Di hari pertama, aku sudah di perkenalkan dengan hal semenarik itu.

Ruang kelas sangat luas dan megah. Berbeda dengan di Indonesia. Semua tersedia lengkap. Bahkan makanan ringan pun disediakan di setiap meja.

Saat dosen datang, ia memanggil ku dan mempersilahkan ku untuk memperkenalkan diri.

"Hai semua! Namaku Adelardo Radmilo. Aku berasal dari Indonesia. Negara dengan alam yang sangat indah. Umurku masih lima belas tahun--" semua yang berada di ruangan itu terkejut mendengar usiaku masih lima belas tahun. Mereka semua terdiam.

"Ehm.. kalian pasti terkejut mendengar usiaku yang masih sangat belia. Aku mendapatkan beasiswa untuk masuk Princeton. Hal yang sangat mustahil jika di pikir-pikir. Mungkin itu saja. Salam kenal semua. Semoga kita bisa berteman baik." Aku segera kembali ke tempat duduk ku.

Metode belajar disini dengan di Indonesia sangat berbeda. Disini benar-benar sudah tingkat C. Tingkatan tersulit jika dalan tingkatan pendidikan. Tapi, aku sudah mempersiapkan itu semua. Jadi tidak terlalu menegangkan.

Pembelajaran berlangsung hanya sekitar empat puluh lima menit. Kemudian istirahat sekitar lima belas menit. Nah jadi, setiap satu jam pelajaran akan diselingi istirahat. Meskipun waktu istirahat nya tidak terlalu lama. Tapi itu cukup untuk mereleksasikan otak. Justru itu yang akan membuat seseorang cepat paham akan materi yang di sampaikan.

Istirahat dengan waktu yang lumayan lama adalah saat jam makan siang. Kami di beri waktu sekitar empat puluh lima menit. Kantin di kampus ini sangat luas. Banyak sekali makanan-makanan enak dengan harga yang bervariasi.

***

"Hai, senang bertemu dengan kamu." Seseorang mengulurkan tangannya.

"Oh, hai. Aku juga." Aku mengulurkan tangan, kemudian kami bersalaman.

"Siapa namamu?" Tanyanya.

"Aku Adelardo Radmilo, kamu?"

"Namaku Emilio. Maukah kamu berteman denganku?"

"Tentu saja." Akhirnya ada orang yang mengajakku berteman. Tapi sepertinya dia bukan satu fakultas denganku. Sebab aku tidak melihat wajahnya di kelas dan namanya pun tidak ada.

Time TravellersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang