Pohon Meledak

39 10 0
                                    

Letta membawaku kesebuah bangunan yang menurutuku itu adalah toko perlengkapan senjata. Aku tidak terkejut jika di Atlantis terdapat banyak toko senjata. Karena di masa ini masih banyak peperangan yang terjadi.

Ada banyak sekali senjata disini. Sangat unik dengan kesan kuno. Ada senjata yang aku tidak tahu harus menyebutnya apa. Bentuknya seperti batang besi biasa dengan panjang satu jengkal. Tidak terlihat seperti senjata.

“Senjata itu memerlukan debu Kristal untuk menggunakannya.” Ujar Letta saat aku sedang memandangi senjata itu.

“Debu Kristal?” Tanyaku bingung.

“Ya, debu Kristal. Mentuknya seperti pasir berwarna putih.”

“Memangnya itu senjataseperti apa?” Tanyaku bingung.

“Senjata itu bisa menembakan bola energi yang  kekuatannya cukup untuk menghancurkan dinding yang kokoh. Tenntu saja harus dengan debu Kristal. Jika tidak dengan debu keristal, maka senjata itu hanya besi kecil saja.”

“Apakah semua senjata harus menggunkan debu Kristal?”

“Tisak semua, hanya senjata tertentu saja. Tapi senjata biasa pun bisa menggunakan debu Kristal untuk menambah kekuatan saja, seperti pedang ini.” Letta menunjukan pedang dengan ukiran yang unik, tidak terlalu panjang tapi terlihat kokoh.

“Jika menggunakan debu Kristal, pedang ini bisa memotong besi setebal dua meter.” Aku terdiam. Tak menyangka dengan semua perkataan Letta.

“Mungkin dengan itu, kita bisa mengalahkan para monster penjaga itu.” Ujarku.

“Emm.. tidak seperti itu juga. Jika semua senjata disini bisa mengalahkan para monster dengan mudah, pasti sudah banyak yang  mencapai kristal itu.” Letta menjelaskan.

Benar  juga apa yang dikaktakn oleh Letta. Buktinya dalam beberapa ratus tahun hanya ada lima orang yang bisa meraihnya. Dikurangi dengan dua orang yang mati dalam perjalanan.

Aku dan Letta mengumpulkan barang-barang yang kami butuhkan. Dua pedang dan dua perisai mungkin cukup untuk kami. Tidak lupa aku mengambil besi yang dapat menembakkan bola energy.

Semuanya telah terkumpul, tapi aku lupa satu hal. Bagaimana cara ku membayar ini semua? Aku tidak memiliki uang dengan mata uang di Atlantis ini.

“Letta, bagaimana cara kita membayar ini semua?” Bisikku kepada Letta.

“Tenang serahkan saja semuanya kepadaku.” Ujar Letta dengan tenang.
Setelah semua sudah cukup, kami segera menghampiri kasir.

“Semuanya jadi delapan puluh tujuh  keping koin silver.” Ujar si penjaga kasir sambil memegang buku tua dan kuno.

Letta segera merogoh kantong kecil di pakaiannya dan mengeluarkan satu keeping koin berwarna emas.

“Ambil saja kembaliannya dan berikan dua buubuk Kristal kepadaku.” Ujar Letta sambil menyodorkan satu keping koin berwarna emas.

Penjaga kasir kemudian pergi kebelakang dan membuka sebuah lemari kecil. Mengeluarkan duakantung bubuk Kristal yang terbust dari kulit berwarna cokelat.

“Ini, sekarang kalian boleh pergi.” Ujar penjaga kasir dengan ketus kemudian kembali membaca buku bacaannya.

Kami segera keluar dari toko dengan perlengkapan masing-masing.

“Penjaga kasir mengatakan bahwa barang-barang ini berharga delapan puluh tujuh keeping koin. Tapi kenapa kamu memberikannya satu keeping koin.” Tanyaku sambil berjalan.

“Delapan puluh tujuh keping koin silver, sedangkan yang aku berikan satu koin emas. Itu setara dengan seratus keeping koin silver. Nah sisanya ku belikan dua kantung bubuk Kristal.” Ujar Letta sambil membenarkan posisi pedangnya di pundak.

Time TravellersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang