Putra Bangsa (Bagian 2)

54 10 0
                                    

Satu minggu berlalu. Ujian kelulusan telah aku laksanakan. Tidak terlalu sulit juga tidak terlalu mudah. Setiap pelajaran mempunyai tingkat kesulitan masing-masing.

Hujan membungkus sekolahku. Satu persatu jatuh. Membasahi dedaunan yang berada di sekitar. Hembusan angin hilir masuk ke dalam kamarku. Dingin. Membuat tubuhku menggigil.

Tok tok tok..

Terdengar suara ketukan pintu. Pikirku, pasti Kevin yang datang pagi buta begini untuk memberitahu bahwa orangtuaku menelpon.

"Tunggu sebentar." Teriak ku dari dalam.

"Ada apa Kevin." Ujarku tanpa melihat terlebih dahulu. Seketika seseorang memeluk ku.

"Ardo, mamak sangat rindu padamu." Astaga aku kira Kevin. Ternyata kedua orangtuaku dan Burlian datang ke asrama.

"Mamak, ayah, Burlian, kenapa kalian tidak memberitahu ku jika akan datang." Tanyaku dengan suara tersendat.

"Ini kejutan, bukan? Kami sengaja tidak memberitahu kau, do. Kami tahu hari ini adalah hari kelulusan kau. Maka dari itu kami menyempatkan untuk datang. Kebetulan ada sedikit rezeki." Ujar mamak.

Hari ini memang hari kelulusan ku. Aku memberitahu kepada mamak dan ayah kemarin malam melalui telepon. Pikirku mereka tidak akan datang. Saat itu, mamak meminta maaf karena pasti tidak bisa datang. Faktor ekonomi menghambat itu semua.

Tapi ternyata, hari ini mereka datang. Pagi sekali. Karena mereka benar-benar ingin melihatku. Menyaksikan ku menjadi murid terbaik di sekolah. Jujur aku menjadi tegang mereka datang. Takut. Bagaimana jika aku bukan murid terbaik di sekolah? Apakah mamak dan ayah akan kecewa? Ah sudahlah tidak perlu ku pikirkan masalah itu.

"Eh, ayo masuk." Aku mengajak mereka masuk ke kamar. Mereka mengangguk kemudian melangkahkan kaki masuk.

"Kalian tidak kehujanan?" Tanyaku.

"Di sepanjang jalan tidak hujan, do. Hanya di daerah sini saja." Ujar ayah. Aku mengangguk kemudian segera membuatkan mereka minum.

"Kapan acaranya dimulai, do?" Mamak bertanya saat aku sedang membuatkan minum untuk mereka.

"Jam sembilan, mak. Masih lama. Kalian bisa beristirahat sejenak. Agar saat acara itu dimulai kondisi kalian lebih segar." Ujarku sambil memberikan minuman kepada mereka. Mamak mengangguk.

"Baju apa yang kau pakai untuk acara itu do?" Mamak bertanya lagi.

"Sudah ada seragamnya mak di sediakan sekolah. Sebenarnya bayar. Tapi khusus untukku gratis." Jelasku.

"Syukurlah kalau begitu."

Waktu masih menunjukan pukul 05.30. Masih sangat gelap. Matahari belum juga muncul. Karena awan hitam masih saja menyelimuti langit. Hujan sudah mulai reda. Hanya rintik-rintik saja yang terdengar. Keluargaku sedang beristirahat . Tidur di tempat tidur ku yang sempit.

***

Pukul 08.30.

Aku sudah memakai seragam kelulusan ku. Rapi. Dengan dasi kupu-kupu yang melekat pada keras leherku. Kedua orangtuaku dan Burlian pun sudah memakai pakaian terbaik mereka. Acara berlangsung masih sekitar tiga puluh menit.

Ayah, mamak, dan Burlian masih mempunyai waktu untuk merapikan diri.

Kevin dan Dion sedang sibuk dengan keluarga mereka masing-masing. Sejak kemarin mereka sudah meninggalkan asrama. Kamar mereka sudah kosong tak ada barang-barang satu pun yang tertinggal.

"Mak, Ardo berangkat terlebih dahulu ya." Ujarku sambil memakai sepatu.

"Iya do, nanti kami akan menyusul." Ujar mamak.

Time TravellersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang