Hari sudah benar-benar gelap. Tak ada pencahayaan sama sekali. Aku dan Letta tidak bisa saling lihat. Kami hanya bisa mendengar suara saja.
Kami segera mencari ranting-ranting kayu yang berada disekitar. Meraba-raba. Karena memang tidak terlihat. Untungnya ada beberapa ranting kayu yang berada di sekitar kami. Jadi kami dengan mudah mengambilnya.
Kemudian, kami segera menggesek kan kayu yang satu dengan yang lainnya untuk menciptakan api.
Srek srek srek
Suara gesekan terdengar sangat nyaring. Menecahkan keheningan malam hutan ini. Dalam waktu beberapa menit, kami bisa membuat api.
Sekarang aku bisa melihat wajah manis Letta lagi. Selanjutnya, kami segera mengumpulkan kayu lebih banyak dengan pencahayaan yang minim ini.
"Adelardo, tolong kau cari dedaunan kering. Supaya api ini tidak cepat padam." Letta memerintahkan. Aku mengangguk.
Mulut gua yang sempit terlihat. Mengerikan. Membuatku bergidik. Ketika sedang mencari daun-daun kering, aku melihat dua obor yang berada di samping mulut gua.
Kemudian, ku ambil salah satu ranting pohon yang berapi dan menyalakan obor itu.
"Wah, ternyata ada obor di sini. Jadi kita bisa segera melanjutkan masuk ke gua, tanpa harus menunggu esok hari." Letta senang ketika melihat ada obor yang menyala.
"Apa yang akan terjadi nanti? Aku benar-benar takut." Tanyaku.
"Kita akan melawan monster-monster penjaga, bukan? Dan kamu bisa meminta permohonan kepada kristal itu untuk membawa mu ke masa depan."
"Ya kita akan melawan mereka. Tapi, apakah kita bisa melakukannya?" Tanyaku cemas.
"Tentu saja kita bisa. Jika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh." Letta memberi semangat. Aku mengangguk.
"Tunggu apa lagi? Ayo kita masuk ke dalam gua. Ambillah obor itu untuk pencahayaan kita di dalam." Letta bangkit dari duduknya.
Sepertinya Letta sangat semangat sekali. Tak terlihat sedikitpun kelelahan dalam dirinya. Dia benar-benar ingin membantuku kembali ke masa depan.
"Ayo!" Aku segera mengambil obor juga.
"Kau jalan terlebih dahulu. Aku mengikuti mu dari belakang." Aku mempersilahkan Letta untuk jalan di depanku.
"Hei! Kau takut?"
"Emm, tidak. Aku tidak takut. Ayo."
Letta jalan terlebih dahulu di depanku. Aku mengikutinya dari belakang. Kami melewati lorong sempit yang cukup curam. Sangat berbahaya. Butuh berhati-hati.
***
Oi, gua ini cukup luas. Tidak seperti apa yang di lihat dari luar. Kami sudah berada di dalam gua. Sangat mengerikan. Suara-suara hewan aneh terdengar. Membuatku bergidik.
Suaranya terdengar sangat menyeramkan. Memecah keheningan di dalam gua ini. Tetesan air terdengar. Sepertinya ada sumber air disini.
Sejauh ini, tidak ada monster yang muncul. Mungkin karena kami baru saja sampai. Belum terlalu dalam memasuki gua ini.
"Dimana kristal itu berada?" Tanya ku sambil meneruskan langkah.
"Menurut para penduduk, krstal itu berada di tengah gua ini. Tepatnya ada sebuah air terjun. Dan di balik air terjun itulah kristal itu berada." Letta menjelaskan.
"Apa? Jadi masih sangat jauh? Maksudmu kita akan melewati air terjun?"
"Ya, di balik air terjun itu ada sebuah gua kecil lagi yang dimana tempat kristal itu berada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Travellers
FantascienzaIni merupakan kisah empat orang sahabat, teman satu kampung, teman satu sekolah, bahkan teman bermain setiap harinya. Mereka semua terinspirasi oleh kisah seorang ilmuan yang membuat mesin waktu. Kemudian melakukan perjalanan ke masa lalu hingga ke...