Argapura (Bagian 2)

44 5 0
                                    

Lima tahun berlalu.

Hari ini aku akan kembali ke Indonesia. Kembali ke desa yang menyimpan beribu-ribu kenangan berharga bagiku.

Masa kuliahku telah berakhir. Kini aku telah menjadi seorang ilmuwan. Sama seperti Alan Luring. Aku di wisuda satu minggu yang lalu.

Mamak dan ayah tidak bisa menyaksikan ketika aku di angkat sebagai seorang ilmuwan muda yang hebat. Faktor ekonomi menghambat itu semua.

Hanya Letta saja yang menemani prosesi wisudaku. Dia sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri. Dialah yang menemaniku selama lima tahun disini.

Letta sudah terbiasa dengan kehidupan disini. Dia bekerja di salah satu toko terbesar sebagai kasir. Dia melakukan itu semua karena tidak ingin menyusahkan aku.

Gaji yang dia terima, kemudian dia kumpulkan. Dan sekarang dia bisa membeli tiket pesawat untuk ikut pulang bersamaku ke Indonesia.

Karena memang aku belum bekerja dan tidak bisa membelikannya tiket. Dan tiket pesawat ku pun di belikan oleh pihak pemberi beasiswa.

Apartemen sudah kosong. Tak ada barang apapun lagi milikku. Hasil riset dan rancangan yang telah ku buat, akan ku bawa ke Indonesia.

Pesawat akan lepas landas pada pukul 12.30 siang waktu new jersey. Kami harus segera bergegas untuk meninggalkan apartemen ini.

"Ardo, apakah orangtuamu akan menerimaku saat kita sampai nanti?"

"Tentu saja, karena orangtuaku tidak memiliki anak perempuan. Maka dari itu pasti mamak dan ayah akan senang dengan keberadaanmu."

***

Pesawat lepas landas tepat pada pukul 12.30. Cuaca pada siang ini mendukung. Langit cerah menghiasi kota ini. Biru bagaikan hamparan samudera. Awan-awan sirus berada di bawahnya. Sangat indah.

Sama seperti saat berangkat dulu. Aku menggunakan pesawat Qatar Airlines. Dan pasti akan transit di Qatar kemudian baru melanjutkan perjalanan menuju Indonesia.

Ayah dan mamak tahu aku akan pulang. Mereka sudah berangkat ke kota provinsi untuk menjemputku di bandara. Bersama keempat sahabatku.

Tidak sabar rasanya ingin bertemu keluarga dan keempat sahabatku. Ingin menceritakan kejadian yang telah aku alami beberapa tahun lalu.

Ingin bercerita bagaimana aku bisa menjelajahi dimensi ruang dan waktu. Ingin bertukar pikiran kepada keempat sahabatku.

Peristiwa-peristiwa yang aku alami beberapa tahun lalu, masih saja membekas di pikiranku. Tak terlupakan sedikitpun. Kota Atlantis akan selalu ada dalam benakku.

***

Indonesia

Aku dan Letta tiba di Indonesia tepat pada pukul 16.00 waktu Indonesia. Perjalanan yang cukup panjang bukan. Menghabiskan seharian di udara.

Letta masih tegang. Karena memang ini adalah perjalanan pertamanya menggunakan pesawat. Belum pernah sebelumnya dia menggunakan pesawat.

Karena di Atlantis tidak ada pesawat. Disana hanya terdapat kapal udara yang berbentuk piringan tipis. Dan itu hanya di pakai oleh keluarga kaya.

Ayah dan mamak beserta keempat sahabat ku sudah menunggu di lobi penjemputan.

Saat melihat wajah mereka, air mata seketika mengalir. Membasahi pakaianku. Wajah-wajah mereka terlihat mengalami perubahan.

"MAMAK, AYAH, KAWAN-KAWAN." Teriakku saat melihat mereka sambil berlari ke arah mereka.

"ARDOOOO." Teriak mereka dan berlari ke arahku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Time TravellersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang