Chapter 10 🐼

4K 649 186
                                    

• Don't be a Silent Readers ❌❗
• Vote & Comment krna itu semua gratis. Tinggal cari tombol bintang dibawah dan teken itu dengan penuh kasih sayang. Insyaallah berkah.
• Enjoy! ❤

***

Haera POV

Dentingan sendok beradu dengan piring memecahkan kesunyian pagi hari di rumahku yang sepi.

Sarapan berdua lagi. Setiap harinya juga begitu.

Ya. Aku dan saudara kembarku yang gila tapi tampan. Katanya.

Bisa kulihat dia memakan sarapannya dengan tenang dan mata yang sibuk melihat layar ponselnya.

Pak direktur. Maklum, katanya lagi. Iyain aja kalo seorang Hendery sudah bersabda.

Dan aku yang tidak nafsu sama sekali melihat piring yang masih penuh dengan makanan.

Ini adalah hari pertamaku bekerja sebagai suster pribadinya Yunhee. Si bayi cantik yang ternyata adalah anak dari laki-laki yang kucintai selama bertahun-tahun lamanya.

Mimpi buruk memang. Bahkan aku tidak tidur sama sekali semalaman karena isi kepalaku yang bercabang akibat kejadian kemarin pagi disaat ibunya memintaku untuk menjadi perawat dari cucunya.

Mau marah, nangis, sampe teriak-teriakan juga gak ada gunanya. Tidak ada pilihan lain selain menerima tawaran itu karena kupikir, dari situlah jalanku bisa menemukan apa yang telah terjadi sebenarnya.

Aku bukannya gadis nekat, gak tau malu, dan suka mencampuri urusan keluarga orang. Niatku tidak begitu. Hanya sekedar mencari tau tentang semuanya karena firasatku merasakan ada keanehan pada bayi itu.

Siapa ibunya?

Apa Ten sudah pernah menikah sebelumnya?

Kenapa ibunya tidak pernah datang kerumah sakit saat Yunhee dirawat?

Siapa wanita yang selalu nempel kayak perangko sama Ten?

Dan kenapa ibunya Ten kelihatan benci banget sama wanita itu?

Jujur saja kepalaku sakit sampai Hendery ku suruh untuk beli obat sakit kepala di apotek tadi.

Dan kedekatanku dengan Yunhee, Entahlah. Semenjak pertama kali aku melihatnya, aku seperti terhubung dengan bayi itu. Dia punya cara sendiri memikat hatiku, padahal itu hanya seorang bayi yang belum bisa ngapa-ngapain selain nangis, buang air, makan, tidur, tertawa, dan sebagainya.

Aku juga bingung kenapa rasanya seperti dia itu anakku sendiri. Rasanya begitu peduli dan ingin menjaganya. Itulah alasan lain kenapa aku menerima tawaran itu. Walaupun ku tau nantinya hidupku semakin berat saat setiap hari harus datang kerumah itu dan menghadapi Ten yang kayaknya sangat tidak suka aku bekerja disana.

Ah masa bodo. Dia memang selalu begitu padaku dari dulu. Padahal salahku apa? Aku hanya menyukainya dari masih SMA sampai sekarang. Tapi kenapa dia sangat tidak suka kalau aku ada didekatnya? Lu pikir gue virus corona? Gedeg banget hati Irene kalo inget begitu.

"Kamu yakin Ra?".

Mataku mendelik kedepan. "Yakin apanya?".

"Mau kerja disana". Tanya Hendery lagi.

Sepiring nasi goreng dengan omelet telur diatasnya sudah berantakan dan keliatan gak layak konsumsi akibat tangan gabutku yang asik ngaduk-ngaduk sampe berceceran.

Hendery aja sampe jijik ngeliatnya tapi dia no comment. Mungkin tau kalau orang didepannya ini lagi setres.

"Mau gimana lagi?". Jawabku pasrah.

More Than My Ego [TEN WayV] - (COMPLETE ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang