Chapter 5 🐼

4.6K 556 82
                                    

Diruangan bernuansa cokelat kayu, nampak seorang laki-laki yang dengan gagahnya memijit tombol laptop dengan alis mata yang mengkerut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diruangan bernuansa cokelat kayu, nampak seorang laki-laki yang dengan gagahnya memijit tombol laptop dengan alis mata yang mengkerut.

Terlihat teliti, serius, dan tampan secara bersamaan.

"Haaahhhh....."

Helaan nafas lelah yang membuat dirinya menjatuhkan tubuh ke kursi kebesarannya.

Wajahnya ia alihkan ke pemandangan jendela tepat disamping kiri.

Padahal hari masih siang. Jam menunjukan pukul 11.15, tapi rasanya ia sudah lelah. Itu karena beban pekerjaan yang menumpuk ditambah urusan pribadi dengan keluarganya yang bertahun-tahun belum juga menemukan titik terang sama sekali.

Stuck. Jalan ditempat. Tak ada kemajuan.





"Bro, waktunya makan siang".

Matanya yang tajam memicing dengan pandangan kesal. "Seenaknya masuk ruangan orang gak ketuk dulu malah main masuk aja lu".

"Kan udah waktunya istirahat. Jadi ya bebaslah gue mau masuk kapan aja".

"Gak punya sopan santun". Langkahnya mendekati orang tersebut dan duduk di sofa yang terletak didepan meja kantornya.

Orang tersebut malah tersenyum senang dan kini sudah duduk dihadapannya. "Santai aja sih orang lu sepupu gue. Emangnya kenapa kalo gue main masuk aja? Takut ketauan pas gue masuk, eh gak taunya si bos lagi asik anu anu sama jalangnya?".

"Berisik lu ah!".

"Haha. Kalo kesel berarti bener".

Ceklek....

"Sayang ?".

Wajah Ten langsung berubah 180 derajat sumringah melihat siapa orang yang baru datang.

Tidak lupa pelukan dan ciuman hangat diberikan wanita itu yang seakan tidak ada rasa malu padahal ia tau diruangan ini, kekasihnya sedang tidak sendiri.

"Maaf aku baru datang. Semalam ada temanku yang kebetulan ingin menginap dirumah". Katanya dengan jemari yang asik membuka kancing kemeja Ten.

"It's oke. Tapi kamu tau kan aku selalu gelisah kalo tidur tapi gak ada kamu?". Balas Ten seraya berbisik lirih ditelinga gadis itu yang mau tak mau membuatnya meremang.

"Aku akan menemanimu malam ini". Jawabnya. Kemudian menarik tengkuk Ten untuk meraih bibir sexy itu. Lagi.

Ten selalu suka jika wanitanya sudah bertindak seperti ini. Tubuhnya susah beralih dan hanya bisa menuruti apa yang wanitanya mau.




"Gue rasa gue salah masuk ruangan. Ternyata ini tempat pelacuran".

Perkataan menusuk itu nyatanya sanggup membuat pasangan yang gila gairah berhenti dan menatapnya.

"Oh...Hai Dejun. Maaf aku tidak...".

"Ya ya ya. Gue tau mata lu katarak".

"Jun". Bela Ten.

More Than My Ego [TEN WayV] - (COMPLETE ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang