Chapter 18 🐼

3.2K 508 50
                                    

📌 Don't be a Silent Readers dengan cara Vote & Comment Story ini 👍♥

📌 Selamat Membaca buat kalian para Bucinnya Akang Ten 😁❤


















***


Gesekan diantara besi yang beradu menghasilkan bunyi decitan yang nyaring ketika seorang lelaki mendorongkan tangannya pada pintu gerbang besar nan tinggi dihadapannya.

Padahal tubuhnya sudah masuk ke halaman rumah. Tapi pikirannya gak tau ada dimana. Sedari tadi hanya diam saja dan terlihat ragu-ragu untuk masuk kembali kerumah itu.


"Tuan? Anda tidak apa-apa?".

Ten terlonjak dari lamunan karena tepukan pelan satpam penjaga rumahnya. "I..iya gapapa".

"Tuan habis mengantar nona Haera kedepan ya?". Tanya satpam itu lagi yang berusia sekitar 40 tahunan.

"Iya".

"Kok cepat ya? Perasaan baru tadi kalian keluar gerbangnya". Ten hanya mendelik malas menanggapi satpam kepo dirumahnya ini.

"Jangan sok tau". Jawabnya.

"Bukan begitu tuan. Ini kan sudah malam. Dikomplek ini kan sepi sekali kalau sudah jam segini. Jarang ada kendaraan atau orang yang lewat. Nona Haera kan perempuan, takut kenapa-kenapa kalau tidak ditemani".

Ten kembali merasa risau memikirkan gadis itu. Dia meninggalkannya begitu saja ditengah jalanan yang sepi dengan pencahayaan remang-remang dari lampu jalan.











Flashback on :

"Sayang?". Lee ahjumma masuk kedalam kamar anak sulungnya dan terlihat Ten yang sedang memakai jaketnya sambil menahan kesal.

Wanita itu mendekat dan menarik lengan Ten menuju ranjang dan duduk bersama.

"Kamu marah sama Mommy?". Tanyanya.

"Gak". Jawab Ten tanpa melihat ibunya.

Wanita itu tersenyum dan mengelus pundak Ten dengan sayang. "Maaf kalau Mommy agak memaksa kamu buat nganterin Haera kedepan gerbang komplek. Tapi dia kan anak gadis. Bahaya kalo jalan kaki kedepan sendirian. Tau sendiri kan jalanan komplek rumah kita kalo udah malem kayak gimana sepinya? Mommy cuma hawatir takut kenapa-kenapa. Seenggaknya kalo ada bahaya, kamu bisa ngelindungin dia".

"Ya tapi kan ada Dejun Mom. Kenapa harus Ten?". Elaknya.

"Mommy pengen anak Mommy yang ngelakuin ini".

"Ya emangnya kenapa?!".

"Karena Mommy tau kamu laki-laki yang bertanggung jawab Ten". Jawaban ibunya membuat Ten mengerutkan dahi.

"Maksudnya?".

"Mommy baru ingat sekarang. Dulu ada seorang gadis yang terluka gara-gara kena lemparan bola basket dari kamu sewaktu kamu lagi latihan basket di sekolah. Terus kamu mau bawa dia ke rumah sakit, sempat mengurus segala administrasi rawat inapnya kemudian menjenguknya pas hari sekolah. Selama gadis itu sakit, kamu selalu aja cerita ke Mommy kalo kamu ngerasa bersalah sama dia. Mommy baru ingat cerita itu sekarang karena sudah bertahun-tahun lamanya".

Ten langsung diam tak berkutik begitu ibunya kembali mengingat saat dulu dia pernah menceritakan hal ini.

"Pas kamu cerita begitu, jujur aja Mommy ngerasa bangga sama kamu. Kamu mau bertanggung jawab sama kesalahan yang sudah kamu lakukan. Mommy bersyukur sebagai seorang ibu ternyata anak lelaki Mommy telah tumbuh menjadi orang bertanggung jawab sejak SMA". Senyumnya bangga kepada Ten dan membuat hati namja itu luluh. Dirinya tak lagi kesal seakan emosi yang tadinya meluap, hilang begitu saja.

More Than My Ego [TEN WayV] - (COMPLETE ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang