Extra Chapter 1

5K 134 3
                                    

Selamat Membaca

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


Tinggalkan jejak berupa vote dan komentar positif yang bersifat membangun, dengan begitu author akan semakin rajin buat update.

◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆

Hari telah pagi, matahari seperti sedang semangat sekali menyinari bumi hari ini sampai-sampai cahayanya masuk melalui celah jendela dan membangunkan wanita yang sejak tadi sangat nyaman diperaduannya.

Valerie membuka matanya, berusaha menyesuaikan cahaya yang akan masuk, tangannya meraba sisi lain dari tempat peraduannya, dingin, itu yang dia rasakan. Dahinya mengernyit bingung mencari keberadaan suaminya. Dengan langkah gontai dia turun dan berjalan, menuju pintu kamar.

Kakinya terus melangkah sampai ke taman belakang, di sana dia bisa melihat orang yang sangat dia cintai tengah berbincang. Valerie tersenyum, entah apa yang mereka bincangkan sampai-sampai kehadirannya seolah tidak kasat mata di mata mereka.

Tangannya bergerak menyentuh perut yang kian hari semakin membesar, bibirnya kembali mengukir senyum, di sana ada anak mereka. Setelah semua masalah yang mereka lewati, Valerie kembali hamil dan membuat keluarga kecil itu sangat bahagia.

"Wah kalian bahagia sekali yah," ujar Valerie membuat kedua orang itu beralih menatapnya. William berdiri dan membawa Valerie duduk disampingnya, "Kau tidur nyeyak sekali, aku tidak tega membangunkanmu," kata William mengelus pundak Valerie lembut.

Valerie tersenyum, "Iya, Aku baik-baik saja," ujarnya dan kini beralih menatap Elysa, "El, sudah sarapan, sayang?" tanya Valerie pada Elysa yang ditanggapi dengan anggukan antusias oleh Elysa.

Elysa menarik tangan William pelan, "Daddy kau belum menjawabku," rengeknya seraya bergelayut manja di lengan William.

William terkekeh, putrinya ini lucu sekali, "Tentu saja, sayang. Kau pasti bisa memilikinya," hibur William seraya mengacak rambut Elysa pelan.

Sejak tadi Elysa meminta pada William untuk menjadikannya seorang model jika sudah besar nanti, tapi William selalu saja mengelak dan mengatakan jika Elysa lebih cocok menjadi wanita karir dibandingkan menjadi model. Namun, Gadis berusia 8 tahun itu, keberatan. Dia tidak ingin dan kekeuh untuk menjadi model jika sudah besar nanti. Karena William tidak ingin membuat putrinya sedih, pada akhirnya William mengiyakan juga.

Kali ini dia cukup memaklumi keinginan putrinya itu, wajar saja. Elysa masih kecil, dia belum benar-benar paham mengenai mengenai kehidupan dan prinsip bumi. William yakin, lambat laun, suatu saat Elysa akan paham akan hal itu.

William kembali mengelus lembut kepala putrinya, "El, program TV kesukaan kamu sudah mulai tayang. Masuklah untuk menonton," bujuknya yang langsung disambut antusias oleh Elysa.

Setelah Elysa pergi, William mengalihkan tatapannya kepada Valerie yang kini menatap kosong taman dihadapannya. William mengambil inisiatif berjongkok dihadapan wanitanya itu dan menggenggam tangan Valerie lembut.

WILLIAM: Because Love Takes a Fight √ {#1 Johnson's Series} {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang