Selamat Membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tinggalkan jejak berupa vote dan komentar positif yang bersifat membangun, dengan begitu author akan semakin rajin buat update.
◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆
Dengan langkah yang ragu Valerie menaiki lift, tak butuh waktu lama dia sampai di depan ruangan dengan angka 215, entah kenapa tapi Valerie merasa dadanya sesak. Dengan sisa tenaganya, Valerie menekan password yang di sebutkan wanita tadi. Dan klik...
Pintu dihadapannya terbuka
Kaki Valerie terasa berat untuk melangkah masuk, tapi hati nuraninya berkata bahwa ia harus. Dengan sedikit terpaksa, Valerie masuk. Sesampainya di dalam, Valerie mematung, air matanya meluruh, ingin rasanya ia lari tapi tak bisa, lidahnya terasa keluh.
"William," lirihnya.
❤❤❤
"William." lirihnya.
Valerie merasa sesak, Seperti ada tangan tak kasat mata yang meremas dadanya, sakit tapi tak berdarah.
Didepannya, dihadapannya William tengah berciuman panas dengan seorang wanita yang bagian atasnya telah polos tanpa sehelai benang pun, bahkan tidak Valerie ketahui namanya.
William belum menyadari kehadiran Valerie. Tidak...Cukup sudah...Valerie tidak ingin melihat adegan live dihadapannya.
Valerie berbalik untuk segera pergi dari kamar hotel yang menyesakkan baginya saat ini, namun karena tergesa-gesa, ia menabrak meja yang menimbulkan bunyi cukup keras, membuat William tersentak menghentikam kegiatannya, disaat bersamaan Valerie berbalik kebelakang, disaat itulah pandangannya jatuh pada mata William yang juga menatapnya, mereka beradu tatapan cukup lama sampai Valerie tersadar dan segera berbalik dan berlari keluar dari hotel tersebut.
Tidak ada lagi yang Valerie harapkan, satu-satunya yang ada di pikiran gadis wanita cantik itu pergi sejauh mungkin ke tempat dimana William tidak bisa menemuinya. Namun, sebelum itu ia harus mengambil pakaian serta paspornya di rumah William secepat mungkin.
◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆
Dengan langkah yang tergesa-gesa William memasuki rumahnya dan langsung menuju kamar yang biasanya ditempati oleh Valerie. Gelap. Itu kesan pertama yang William dapatkan, dia segera menyalakan lampu, untuk mengetahui keadaan ruangan tersebut.
William memang membenci Valerie, tapi dia juga tidak munafik bahwa dihati kecilnya ia pun masih mencintai Valerie. Jujur saja kejadian di hotel tadi memang rencananya untuk menyakiti istrinya itu, tapi William sangat terkejut dengan saat melihat wajah wajah Valerie yang berlinang air mata dan itu menyakiti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILLIAM: Because Love Takes a Fight √ {#1 Johnson's Series} {COMPLETED}
Romance(Follow terlebih dahulu sebelum baca) Book 1 of Johnson's #2 Billionaire (18 Februari 2020) #11 Billionaire (21 Februari 2020) #10 Billionaire (23 Februari 2020) Aku akan usahakan untuk update 1 bab... Ketika cinta adalah sebuah perjuangan, maka tak...