Selamat Membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tinggalkan jejak berupa vote dan komentar positif yang bersifat membangun, dengan begitu author akan semakin rajin buat update.
◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆
Upacara pemakaman mommy Olivia telah dilakukan, banyak orang yang turut berduka cita atas kepergian wanita itu, wanita yang juga menjadi panutan bagi khlayak banyak. Di atas hampir semua istri-istri pengusaha pergi berfoya-foya dan menghamburkan uang suaminya. Manda adalah salah satu orang dermawan, tiap minggu dia rutin mendatangai panti asuhan atau sekolah luar biasa untuk memberikan donasi kepada orang-orang di sana.
Hal itu lah yang membuat orang-orang sangat kehilangan dan berita di televisi pun tidak henti-hentinya membahas tentang kematian Amanda.
Hari telah malam, suasana duka masih menyelimuti mansion mewah ini, termasuk Valerie. Dia masih amat sangat kehilangan dengan salah satu orang yang disayangnya dan juga sangat menyayanginya itu.
Valerie kini terduduk di ayunan yang berada di taman belakang mansion ini. Di sini, tempat dimana dia selalu berbagi cerita kepada Olivia sewaktu SMA dulu. Tempat ini adalah salah satu tempat favorite Olivia di rumah ini, karena pemandangannya yang asri.
"Nyonya, anda diminta Mr. Jhonson ke ruang kerjanya," ujar seorang pelayan membuyarkan lamunan Valerie.
Kening Valerie berkerut menyatuh, "Mr. Jhonson, William?" tanyanya meyakinkan.
"Tidak Nyonya, maksud saya adalah Mr. Jhonson senior."
Valerie tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya, "Baiklah aku akan segera ke sana," ujar Valerie. Sebenarnya, dia sedikit bingung, kenapa ayah mertuanya itu memanggilnya, sedangkan seingatnya dia tidak memiliki masalah apapun untuk dibicarakan dengan lelaki itu.
Valerie tidak ingin membuat ayah mertuanya menunggu segera bergegas menuju ruangan pria itu. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di ruangan itu karena hanya terletak di lantai dasar yang tidak jauh dari taman.
Valerie telah sampai di depan pintu dengan warna coklat gelap yang terlihat mewah sekaligus elegan di saat bersamaan. Wanita itu menarik nafas kemudian menghembuskan pelan, sebelum tangannya terangkat ke udara.
Tok...tok...tok...
"Masuk."
Valerie bergegas membuka pintu dan langsung menangkap keberadaan pria tua itu di belakang meja kerjanya. Pria tua itu menatap Valerie lembut, "Masuklah, Valerie. Silahkan duduk dan buat dirimu nyaman,"
Valerie hanya tersenyum tipis dan segera duduk di sofa yang tersedia di sana. Ruangan dengan background coklat basah itu menjadi hening, tidak ada yang memulai pembicaraan sampai akhirnya David menutup laptopnya dan ikut duduk di sofa sama dengan Valerie.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILLIAM: Because Love Takes a Fight √ {#1 Johnson's Series} {COMPLETED}
Romance(Follow terlebih dahulu sebelum baca) Book 1 of Johnson's #2 Billionaire (18 Februari 2020) #11 Billionaire (21 Februari 2020) #10 Billionaire (23 Februari 2020) Aku akan usahakan untuk update 1 bab... Ketika cinta adalah sebuah perjuangan, maka tak...