Selamat Membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tinggalkan jejak berupa vote dan komentar positif yang bersifat membangun, dengan begitu author akan semakin rajin buat update.
◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆
Valerie berusaha membuka matanya dan menyesuaikan dengan gelapnya kamar saat ini. Tenggorakan terasa kering dan itu menyakitkan. Sedangkan gelas yang ada dalam kamarnya kosong, dia lupa mengisinya sebelum tidur. Mau tidak mau dia harus bangun untuk ke dapur mengambil air. Matanya menatap jam dinding. Jam 2 dini hari.
Sebelum beranjak, matanya menangkap keberadaan anaknya di sisi kirinya, Elysa. Tengah tertidur nyeyak, dia baru saja sampai pukul delapan malam tadi dan membuat anak itu begitu lelah.
Valerie mengelus rambut anaknya sayang. Sebelum tertidur Elysa sempat menangis kencang, anak cantik itu sangat ingin bertemu daddynya tapi Valerie tidak mengabulkan karena memang keadaannya tidak mendukung.
"Mommy menyayangi mu, sayang."
Setelah mengatakan itu, Valerie segera beranjak menuju dapur dengan langkah oleng. Belum sampai di dapur, suara ribut seperti kegiatan memasak mengganggu telinganya.
"Siapa yang memasak sedini ini?" lirih Valerie.
Dia berjalan dengan langkah pelan, takut-takut dengan siapa yang akan dia temui di dapur. Semakin dekat dan dekat, Valerie dapat melihat punggung lebar pria tersaji didepannya. Lelaki itu terlihat sangat mahir dan cekatan dalam menyelesaikan masakannya.
"Aku dengar Elysa ada di sini," ujar lelaki itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah William tanpa menatap Valerie dan tetap melanjutkan tugasnya.
William menyadari Valerie ada di sana. Valerie berdehem dan berjalan membuka kulkas. Seraya mengeluarkan air dari kulkas, Valerie menjawab, "Iya, dia ada dikamarku."
Merasa air yang dia tuangkan di gelas masih kurang. Valerie berniat mengambil gelas yang lebih besar. Berjalan ke arah lemari yang lebih tinggi, Valerie berjinjit berusaha meraih gelas itu. Sebenarnya dia sadar tidak mampu meraihnya, tapi dia mencoba berusaha dari pada harus turun lagi sebelum pagi.
Valerie sudah hampir menyerah ketika merasakan belakangnya terasa hangat dan seseorang yang meraih gelas itu. Valerie diam, tubuhnya terasa kaku sebelum tangan besar dan kasar itu memeluk pinggangnya. Yah, William memeluknya dari belakang.
"Mencoba menggoda ku, Valerie?" tanya lelaki itu serak tepat di telinga Valerie dan semakin merapatkan tubuhnya.
"Ap... Apa maksudmu? Aku tidak___," ujar Valerie terbata-bata. Sudah sejak lama dia mengenal William, namun entah mengapa hingga saat ini bahkan dia masih merasa deg-degan saat berdekatan dengan lelaki itu.
William menatap Valerie datar, setelah itu dia bergerak menjauh dan duduk di pantry. Melihat William menjauh, Valerie langsung menyelesaikan kebutuhannnya dan berniat untuk segera pergi dari sana. Jujur saja, suasana ankward ini sangat mengganggu. Namun, baru saja akan pergi, William memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILLIAM: Because Love Takes a Fight √ {#1 Johnson's Series} {COMPLETED}
Romance(Follow terlebih dahulu sebelum baca) Book 1 of Johnson's #2 Billionaire (18 Februari 2020) #11 Billionaire (21 Februari 2020) #10 Billionaire (23 Februari 2020) Aku akan usahakan untuk update 1 bab... Ketika cinta adalah sebuah perjuangan, maka tak...