Selamat Membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Dengan percaya diri yang tinggi, Valerie melangkahkan kakinya dengan anggun namun tidak menghilangkan kesan tegas dan berwibawa saat akan menuju ruangan William. Jujur saja Valerie merasa risih dan juga jijik berada di Kantor William ini. Mengapa? Karena hampir semua pegawai yang Valerie lewati tidak berpakaian layaknya pegawai. Bagi Valerie Penampilan mereka tidak lebih dari bitch. Kalian tahu kenapa, hampir semua pegawai di sini mengenakan rok span di atas lutut serta kemeja yang sangat ketat. Serta make up yang tebal.
Kaki jenjang beralaskan sepatu elegant itu berhenti tepat di hadapan meja yang berada di ruangan William yang Valerie yakini adalah sekretaris William. Wanita itu tersenyum ramah kepada Valerie. Dia berbeda. Dia tidak berpenampilan layaknya bitch seperti pegawai-pegawai sebelumnya. batinnya
"Selamat siang Mrs, dengan Johnson company. Ada yang bisa saya bantu?" sapa sekretaris William dengan ramah.
"Saya ingin bertemu dengan Mr. Johnson," ucap Valerie dingin.
"Apa anda sudah membuat janji dengan Mr. Johnson?" tanya sekretaris William. Valerie tahu beginilah nasibnya jika ingin bertemu dengan bos besar.
"Belum, Katakan saja pada Mr. Johnson, Mrs. Baxter ingin bertemu," ucap Valerie meyakinkan.
Dengan wajah memelas sekretaris William memberitahu Valerie, "Mohon maaf Mrs tapi saya tidak bisa, Mr. Johnson melarang keras seseorang masuk kedalam sebelum menbuat janji,"
Valerie baru saja akan mencoba meyakinkan wanita di hadapannya. Namun, suara bass pria yang sangat Valerie kenali tiba-tiba datang dari arah belakang valerie.
"Biarkan dia masuk Cathryn!" Tegas lelaki itu tak kalah dingin dengan Valerie dan itu bukanlah sebuah permintaan melainkan sebuah perintah yang mutlak harus dilaksanakan. Sekretaris william yang valerie ketahui bernama Cathryn itu tersenyum seraya mengangguk.
Valerie berbalik dan mendapati bahwa lelaki itu tepat berada di belakangnya. Dengan dua bodyguard di sisi kiri dan kanan. Wanita itu berdecak kesal, Cihh...Dia seperti bocah yang harus di awasi terus oleh orang dewasa, batinnya.
Setelah itu William melangkah kan kakinya melewati Valerie. Cathryn membuyarkan lamunan Valerie, "Mari mrs saya antarkan ke ruangan Mr. Johnson," Valerie mengangguk dan mengikuti Cathryn yang telah berjalan di depannya.
Pintu di buka oleh salah satu bodyguard William dan menampakkan ruangan berwarna coklat. Dengan desain sederhana namun terkesan mewah nan elegant.
Valerie mengedarkan pandangannya menatap ruangan elegant yang identik dengan interior yang di desain dengan mewah dan elegant dengan warna coklat mendominasi membuat Valerie merasa nyaman di ruangan ini namun pandangannya berhenti mendapati seorang lelaki menatap ke arah jendela besar yang berada di ruangan ini membelakanginya yang dia yakini adalah William.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILLIAM: Because Love Takes a Fight √ {#1 Johnson's Series} {COMPLETED}
Romansa(Follow terlebih dahulu sebelum baca) Book 1 of Johnson's #2 Billionaire (18 Februari 2020) #11 Billionaire (21 Februari 2020) #10 Billionaire (23 Februari 2020) Aku akan usahakan untuk update 1 bab... Ketika cinta adalah sebuah perjuangan, maka tak...