Selamat Membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tinggalkan jejak berupa vote dan komentar positif yang bersifat membangun, dengan begitu author akan semakin rajin buat update.
◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆
Tanpa William sadari, seseorang berdiri tak jauh darinya menatap William dengan sarat dendam dan juga benci, "Jika dengan menghancurkan orang kau sayangi akan menghancurkanmu maka akan aku lakukan," ujarnya marah. Setelah itu, sang pria membakar foto itu dengan tatapan benci.
◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆
5 tahun kemudian
Di bagian lain belahan dunia tepatnya New York, tepatnya di sebuah flat yang yang ukurannya tidak terlalu kecil seorang ibu tengah menyiapkan makan siang untuk dirinya dan juga anaknya. Namun, anaknya yang membuat sang ibu bingung, kenapa anaknya belum pulang juga? Ini tidak biasanya, anaknya itu memang selalu bermain di taman tapi tak pernah sekalipun sang anak pulang terlambat seperti ini.
"Mommy," teriakan anak kecil membuyarkan lamunannya.
Sang ibupun berjongkok untuk memeluk anaknya, "Elysa, kau darimana saja sayang?" tanya sang ibu seraya mengusap lembut rambut anaknya.
Ditanya seperti itu, Elysa melepaskan pelukan ibunya dengan wajah cemberut, "Kau tahu mom, tadi ada lelaki yang menabrakku dan dia juga tidak ingin meminta maaf. Aku kesal sekali mom," ujar Elysa kesal.
Sang ibu tersenyum menatap Elysa, "Bagaimana bisa? Memangnya lelaki itu siapa, sayang?" tanya sang ibu ramah.
"Elysa tidak mengenalnya mom, tapi Elysa tetap tidak menyukainya." Elysa kembali berujar kesal, sang ibu hanya tertawa melihatnya.
"Kita akan membicarakannya lagi nanti, El," ujar sang ibu, setelah itu mereka sama-sama menuju ke meja makan.
◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆
Malam hari tiba, Elysa kini berada di kamarnya dan juga ibunya, di rumah ini memang hanya ada satu kamar.
"Mom, kapan dad pulang?" tanya Elysa pada ibunya.
Sang ibu menatap anaknya dalam, dalam hati ia kasihan terhadap putrinya ini, "Sayang, Daddy pasti akan pulang menemuimu, dia sangat sibuk, bukankah dia bekerja juga untuk kita?"
Elysa tersenyum menatap ibunya, "Baiklah mom, aku akan tidur. Aku selalu berharap jika besok aku terbangun dan membuka mataku, orang yang ingin aku lihat hanyalah Daddy."
Sang ibu meneteskan air matanya mendengar ucapan anaknya, dia tidak ingin menderita anaknya menderita seperti dirinya.
Valerie Grata Baxter
KAMU SEDANG MEMBACA
WILLIAM: Because Love Takes a Fight √ {#1 Johnson's Series} {COMPLETED}
Romance(Follow terlebih dahulu sebelum baca) Book 1 of Johnson's #2 Billionaire (18 Februari 2020) #11 Billionaire (21 Februari 2020) #10 Billionaire (23 Februari 2020) Aku akan usahakan untuk update 1 bab... Ketika cinta adalah sebuah perjuangan, maka tak...