Phosphenes ~ 10

4.8K 179 8
                                    

Happy Reading

"Bagaimana, barang-barang kalian udah semua dan tidak ada yang ketinggalan 'kan?"

Pertanyaan yang terlontar dari bibir tipis Sarah membuat ketiga perempuan di hadapannya mengangguk-anggukkan kepala dengan semangat karena mereka akan segera meninggalkan tanah kelahiran untuk pergi berlibur. Namun, liburan kali ini sungguh sangat disayangkan karena Sarah dan Rangga tidak bisa ikut menemani dengan alasan yang diberikan cukup konyol untuk didengar oleh orang lain.

"Titip putri om yang bandel ini ya. Jaga kesehatan kalian juga selama ada di sana."

Bulan dan Anatasha memberi tanda hormat secara bersamaan. "Siap om. Kami pasti menjaga Lea segenap jiwa," kata Bulan.

Kemudian, Lea beserta kedua temannya masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan untuk mengatarkan mereka ke bandara setelah meraih punggung tangan milik Sarah dan Rangga bergantian. Mereka menurunkan kaca dan melambai-lambaikan tangaa, akan tetapi setelah dua menit menunggu mobil yang ditumpangi tak kunjung melesat dari pekarangan rumah membuat mereka saling pandang.

Lea bertanya pada supir dengan kerutan di dahi, "Mang, kok gak jalan sih?"

"Anu, neng, kita nunggu satu orang lagi. Udah mau nyampe ke sini kok," jawab Arman, pria berumur tiga puluh tahun menggantikan ayahnya bekerja.

Perempuan itu semakin tidak paham maksud supirnya. "Loh, bukannya yang berangkat itu cuma tiga orang doang ya. Saya, Bulan, dan Anatasha."

"Saya gak tau namanya. Cuma disuruh nunggu sama bapaknya neng," kata si supir.

Lea menganggukkan kepala, keluar dari mobil menghampiri kedua orang tuanya. "Ma, kata si mamang ada satu orang lagi yang mau ikut liburan. Emangnya siapa, kenapa mama dan papa gak bilang aku dulu?" katanya.

"Nanti juga kamu tau siapa orangnya, dia orang terdekat kita kok. Paling lima menit lagi dia sampai di sini. Iya 'kan, pa?" Sarah menyenggol lengan suaminya.

"Okey," balas Lea singkat.

"Weh," bisik Bulan pada orang di sebelahnya, "jangan bilang kalau yang mau ikut sama kita itu Angga dan Evano. Seandainya bener pasti liburan kita bakal kacau sama mereka."

Anatasha menaruh jari telunjuknya di dagu. "Hm ... kayaknya bukan deh soalnya mereka gak gak cerita apa-apa kalau mau ikut. Kita juga gak ngasih tau mereka 'kan kalau mau liburan," balasnya yang dibalas anggukan.

"Iya juga sih. Menurut lo siapa yang dimaksud om dan tante?" Anatasha mengedikan bahu tak bisa menebak orang yang akan pergi bersama mereka.

Dan benar saja kurang dari lima menit menunggu, akhirnya orang yang dimaksud Sarah dan Rangga datang juga dengan nafas tersenggal-senggal.

"Kamu ngapain disini, Vin?" tanya Lea.

"Iya, ngapain?" Bulan menimpali perkataan temannya.

"Kelvin yang akan ikut liburan bersama kalian. Kelvin juga yang akan menjaga kamu," kata Sarah menjawab.

"Astaga, ma, aku bukan anak kecil. Lagian udah ada Ana dan Bulan yang nemenin aku. Jadi gak usah bawa orang lain. Masa iya dia ikut liburan tapi cowok sendirian, 'kan gak lucu."

"Mama tau, tapi Kelvin harus ikut dan tidak ada penolakan. Mama dan papa takut kalian kenapa-kenapa karena gak ada cowok yang menemani," kata Sarah.

Lea mencebikan bibirnya. "Kalau tau gitu mendingan ajak Evan sekalian aja," katanya.

"Udah sana kalian berangkat keburu telat sampai di bandara," kata Rangga.

"Kami berangkat ya om, tante, assalamu'alaikum."

PHOSPHENESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang