Seungyoun's POV
Malam ini aku menemani Wooseok. Saat ini ia sedang dalam pelukanku, memejamkan matanya, tertidur tentu saja. Aku membelai pelan poninya, mencium keningnya. Wooseok sedikit gelisah dalam tidurnya, ia mendekatkan dirinya padaku, memelukku lebih erat. Dia pasti sangat emosi tadi.
Sore tadi aku masuk ke kamarnya hanya untuk melihatnya sedang memukul bantal kepalanya dengan kesal.
"Wooseok-ah... Kau baik-baik saja?"
"Apakah aku terlihat baik-baik saja?", ia berbalik menatapku tajam. Aku mendekat ke arahnya lalu memeluknya dari belakang.
"Wae? Apa yang membuatmu begitu kesal?", tanyaku pelan padanya sembari mengelus pelan rambutnya. Ia menghela napasnya dan memanyunkan bibirnya.
"Mereka tidak akan membiarkan kita bersuara.", ucapnya kesal. Aku mengerti yang dimaksudnya. Memang tadi katanya dia mau ke agensi bertemu manajer hyung. Sepertinya tidak membuahkan hasil yang memuaskan.
"Mereka benar-benar hanya memikirkan nama baik mereka sendiri. Aku merasa bersalah pada maknae line...", ujarnya pelan.
"Wooseok-ah, jangan seperti itu.", aku membaliknya agar mata kami dapat bertemu. Ia membalas tatapanku dengan kesal.
"Jangan cemberut seperti itu.", aku tertawa kecil melihat tingkahnya.
"Haa... aku benar-benar kesal.", ia lalu memelukku, membenamkan wajahnya pada ceruk leherku.
"Aku tahu...", aku membelai pelan surainya. Aku tahu dia hanya butuh ditenangkan saat ini.
"Bagaimana kalau kita tidak bisa meyakinkan petinggi-petinggi agensi?", ia mendongak, memandangku dengan raut khawatir.
"Hei, tenanglah Wooseok-ah.", ucapku sembari membelai pipinya.
"Apapun yang terjadi, kita akan baik-baik saja.", ucapku menenangkannya.
Baru pertama aku melihatnya khawatir seperti ini. Alisnya mengkerut, bibirnya manyun, matanya seolah ingin menangis. Jika biasanya dia yang paling depan menghadapi semuanya untuk kami, kali ini yang terlihat hanyalah Wooseok yang rapuh. Wooseok yang khawatir. Aku tersenyum padanya, memberikan kecupan pelan di keningnya.
"Dengar Wooseok-ie, apapun yang terjadi, ikatan yang sudah kita bangun tidak akan hilang begitu saja.", ucapku lagi.
"Aku hanya takut...", ucapnya kembali menundukkan wajahnya, membenamkannya pada ceruk leherku.
Aku tidak membalas perkataannya. Tanganku tidak berhenti membelai kepalanya. Sebenarnya aku sendiri juga takut. Selama ini aku dan member yang lain banyak bergantung padanya. Jujur aku sedikit kewalahan ketika aku melihat Wooseok seperti ini. Apa jadinya jika pilar kami rapuh?
Aku kasihan pada Wooseok. Ia memendam semuanya sendirian. Ia berusaha tetap kuat di hadapan member yang lain. Padahal jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, ia juga butuh sandaran. Apa aku benar bisa menjadi sandarannya? Aku mulai ragu pada diriku sendiri.
Aku ingin selalu ada ketika ia membutuhkanku. Tapi nyatanya, selama ini dialah yang selalu ada ketika aku membutuhkan. Apa yang bisa kulakukan untuknya?
~
Author's POV
Pagi-pagi sekali Seungyoun sudah berada di kamar Seungwoo.
"Hyung, bisakah kau memohon agar kita dapat mengikuti pertemuan besok?", pinta Seungyoun pada Seungwoo.
"Aku sudah berusaha Seungyoun-ah... Aku berbicara pada agensiku, tapi hasilnya nol.", jawab Seungwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Secret Love - Sequel of Silent Love [Cho Seungyoun x Kim Wooseok]
FanfictionBiarlah ini menjadi rahasia kecil kita untuk saat ini. Biar saja jika hanya kau dan aku yang tahu. Asalkan kita bisa tetap bersama, tak ada lagi yang kuinginkan selain dirimu... "Untuk saat ini. Tapi bagaimana ke depannya? Bagaimana jika hubungan ka...