Pengakuan cinta

1.7K 209 33
                                    

Typo.. ✌✌
Selamat membaca..



















"HAH?!!" teriak ke tiga teman Saint secara bersamaan.

"Kamu serius?!"_ Peak

"Dia adik Than?!"_Kim

"Dan itu artinya dia juga keluarga Sukumpatanasan?!"_Krist

Saint menjawab ke tiga teman dengan anggukan saja.
Setelah menceritakan semuanya pada ke tiga teman nya, Saint merasa sedikit lega.
Dan benar saja, ketiga temannya itu terkejut saat mengetahui jika Perth itu adalah Thanapon yang sering di bicarakan para karyawan di agensinya.

"Kenapa dia lebih suka di panggil Perth? Dan menyembunyikan identitasnya?"_Peak

"Aku tidak tau.. Kenapa dia melakukan itu. Tapi yang jelas bagaimana aku menghadapi Than? Dia menyuruh ku menjauhi adiknya." Saint nampak frustasi.

Dia meletakan kepalanya di atas meja, kelasnya batal siang itu dan dia tak jadi bertemu dengan Perth karena Than sudah menyeret pemuda itu bersamanya.

"Apa kamu benar-benar menyukai nya sekarang?!"_Krist

"Tentu saja.. Jika tidak aku tidak mungkin sepanik ini mengetahui jika dia adalah anak orang berpengaruh di kota ini. Siall!!"

Saint kini mengeram kesal, dia menarik rambutnya sendiri.
Dia pikir mungkin Perth hanya pemuda biasa sepertinya yang jauh dari rumah dan memilih tinggal di asrama.
Berbeda dengannya yang tinggal di sebuah apartemen.
Dan mengetahui jika Perth itu adalah anak bungsu dari keluarga terpandang itu membuat nya frustasi, di tambah lagi apa yang terakhir kali dia lakukan pada Perth, dia semakin merasa bersalah.

"Saint!! Ada yang mencari mu.." ujar salah satu teman sekelas Saint.

Saint bangkit dari tempatnya, dan keluar dari kelas untuk menemui seseorang yang sedang mencari nya.
Dengan wajah lesunya Saint melangkah keluar.
Dia cukup terkejut melihat siapa yang tengah mencari nya sampai ke kelasnya.

"Nong.. Bukannya tadi.."

"Oh.. Aku.. Aku sudah menjelaskan nya pada P'Than.. Dan.. Dia membiarkan kan ku pergi.." jelas Perth dengan wajah tertunduk.

Saint tersenyum lalu menarik tangan Perth, ia membawa Perth masuk kedalam kelasnya.
Perth mengikuti langakah Saint, dan melihat sekitarnya yang masih ada beberapa mahasiswa di sana.
Saint mengambil ranselnya dan berpamitan pada ke tiga temannya, kemudian kembali menyeret Perth keluar dari kelas itu.

"Phi.. Mau kemana?" tanya Perth heran, karena sejak tadi Saint hanya diam saja tak mengatakan apapun.

"Mencari tempat yang nyaman untuk bicara dan makan siang, kau tau.. Aku sampai melupakan makan siang ku hanya karena ingin menemui mu."

Saint menjalankan mobilnya, tanpa melihat ke arah Perth yang sedikit merasa bersalah.

"M_maaf.." lirih Perth seraya menunduk sedih.

Puk

Saint menepuk kepala Perth, sambil terus menatap jalanan.
Perth menoleh ke arah Saint yang kembali tersenyum.

"Jangan pikirkan itu.. Aku baik-baik saja.. Aku merasa lega karena Than akhirnya membiarkan mu pergi."

Setelah mengacak-acak rambut Perth.
Saint menoleh ke arahnya dan terlihat jika Perth menyunggingkan senyumannya.

Mereka sampai di sebuah cafe out dor, dengan pemandangan taman yang cukup menyejukkan mata.

"Jadii.. Kenapa kamu tidak mengatakan nya sejak awal?!" tanya Saint saat mereka berdua sudah duduk di suatu meja.

Truth or Dare (Sonpin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang