Penantian

1.1K 167 59
                                    

Typo..!!












Saint Pov

Penyesalan memang selalu datang di akhir..
Tapi aku tak menyangka jika akan secepat ini, serasa baru kemarin aku bisa memeluknya dan sesekali menggodanya..
Dan kini...
Sosoknya pun tak bisa ku jangkau dengan mataku..

Aku menatap langit senja di atas  permukaan laut, seharusnya kami bersama saat ini..
Mae memutuskan untuk mengajakku pulang, dia mengatakan tidak bisa menjagaku jika aku tetap berada di bangkok, karena resort ini tidak bisa di tinggal terlalu lama.
Sedangkan kakak ku juga sedang pergi ke rumah mertuanya.
Di sini setidaknya aku masih bisa menenangkan diriku, dan sedikit melupakan rasa sakitku.

Aku benar-benar sangat merindukannya...
Satu satunya yang ku harapkan saat ini untuk cintaku hanyalah.. Dia akan benar-benar kembali padaku..

-

-

Setelah memastikan aku siap dan mencoba menghadapi kenyataan.
Aku pun memutuskan kembali ke bangkok, P'Gem terus saja menghubungi ku, dan ketiga teman brengsekku sekarang sudah ada di depanku, memperlihatkan senyuman mengerikan mereka.

"Kapan kau akan kembali hehh?! Ini sudah lebih dari 2 bulan, aku sampai bosan menyalin catatan untukmu!!" itu Krist yang protes,

karena selama ini saat aku sedang sibuk dengan pekerjaanku, dia akan membantuku.
Tapi itu tidak gratis, aku harus membelikan makan siangnya untuk 2/3 hari.

"Kenapa kau melakukannya? Aku tidak bisa membayarmu kali ini.. Aku sedang tidak bekerja." ujarku lalu meletakkan minuman di atas meja.

"Heii.. Aku melakukannya dengan tulus!! Jadi cepatlah kembali." mereka bertiga mengangguk serempak.

"Eh eh.. Aku juga berencana akan kembali ke bangkok besok, tapi kalian malah datang kemari."

"Oya?! Bagus kalau begitu, kami punya kejutan untukmu." Peak mengatakan itu dengan senyuman jahilnya, aku tidak yakin apa yang akan terjadi besok.

Teman-teman ku ini juga penuh dengan ke jahilan.
Aku berharap mereka tidak sedang ingin menjahiliku, jika itu terjadi aku akan benar-benar menendang mereka keluar dari apartemenku.

Aku hanya menggeleng menanggapi obrolan mereka, setidaknya saat bersama mereka aku bisa menghilangkan rasa sesak di dadaku.
Dan akhirnya mereka semua menginap di rumahku, rumah yang biasanya sepi kini menjadi ramai karena ke datangan mereka, dan Mae terlihat senang saat mereka berada di sini.
Kami mengobrol banyak sampai hampir tengah malam, dan pada akhirnya mereka ber3 tertidur di lantai kamarku, karena mereka cukup mabuk dan mulai meracau tak jelas.

Aku tidak mau repot repot memindah mereka, karena mereka juga akan seperti ini saat berada di apartemenku.
Aku memutuskan untuk tidur karena besok kami semua akan kembali ke bangkok.

-

-

"Hahhh..." aku merindukan tempat ini.

Seketika kenangan bersamanya terlintas di benakku, tapi sekarang aku memutuskan untuk tidak bersedih lagi.
Jika ini ke putusannya... Aku akan menunggu sampai dia sendiri yang datang padaku.
Jika dia juga tak kunjung kembali...
Mungkin aku harus belajar untuk melupakannya..
Melupakan rasa cintai ini padanya..

Bangkok masih sama sejak terakhir kali aku mengingatnya, dan itu 2 bulan yang lalu.
Di mana aku seolah tak bisa lagi hidup dengan benar, semua terasa hambar dan membuatku seolah tak ingin melihat dunia luar lagi.
Dan kali ini..
Aku tidak akan kembali bertindak bodoh.
Aku yakin dia pasti akan kembali di sisiku lagi.

Truth or Dare (Sonpin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang