kenyataan pahit

1.3K 170 31
                                    

Haii...
Ketemu lagi ama ifa...
Tenang saja..
Chapter kali ini aman...
Dan selamat membaca..
Maaf jika banyak typo.. 😘😘
























Saint kembali ke apartemennya, dia masuk ke dalam dengan santai membawa kotak makan di tangannya.
Dia tidak menyadari jika seseorang sedang menunggunya di depan meja makan.
Saint seketika membeku melihat ibunya yang kini duduk dan menatap tajam dirinya yang masih berdiri mematung.

"Ma_mae... Sejak.. Kapan..."

"Siapa dia?!" potong sang ibu.
Saint meletakkan kotak makannya lalu duduk di depan ibunya.

"Eerr... Dia..."

"Saint.. Mae tidak mempermasalahkan kau berhubunga dengan siapapun, dan apapun genre nya. Tp melakukan sesuatu sejauh ini itu tidak baik.. Hahhh... Kau benar-benar membuat Mae pusing." wanita itu menggeleng lalu menopang kepalanya dengan satu tangannya di atas meja.

"Maaf na Mae..." ujar Saint lirih.
Namun tak ada jawaban dari sang ibu.

Setelah diam sejenak sang ibu kembali bertanya.

"Sejak kapan?!"

"Emb.. Baru 2 bulan.. " Saint meringis menggaruk tengkuknya.

Plak!!

"Kau ini benar-benar.. Bagaimana bisa kalian melakukan hal sperti itu, bahkan kalian baru saja menjalin hubungan huhh?!" Marah sang ibu, lalu kembali memukul Saint dengan kemoceng di tanganya.

"Aw aw.. Ampun Mae... Saint tidak akan melakukannya lagi.." mohon Saint.

Wanita itu kembali duduk dan memegang dadanya, dia cukup terkejut mendengar pengakuan putranya itu, nafasnya pun sedikit terputus putus.
Setelah sedikit tenang, dia kembali melanjutkan sesi introgasinya.
Kembali menatap tajam Saint yang kini menunduk karena sedikit takut.

"Bagaimana dengan orang tuanya?!"

"Huhh?!"

"Apa orang tuanya tau?!!"

"Emb.. Hanya ibunya saja.. Karena dia.." sang ibu mengerutkan dahinya menunggu jawaban dari putranya itu.
"Dia anak dari pemilik agensi di mana Saint bekerja.." sambung Saint akhirnya.

"Astaga Saint...!!" pekik sang ibu, dan kini Saint benar-benar mendapatkan kemurkaan sang ibu.

Kini tubuh putih Saint mendapatkan luka memar di sana sini, akibat pukulan sang ibu. Dia sedikit meringis menahan sakit saat ibunya mengoleskan salep pada luka memarnya.

"Bagimana bisa kau senekat ini huhh?! mae tidak tau lagi harus bagaimana membuatmu tidak melakukan ke cerobohan lagi Saint.. Mae tidak bisa selalu melindungi mu.."

Saint menghentikan tangan ibunya yang terus saja mengobati lukanya,
Lalu memeluknya. Saint sangat menyayangi keluarganya dan sangat mencintai ibunya.
Dia tak ingin mengecewakan ibunya, tapi mungkin keputusannya akan membuat ibunya kecewa.
Dan Saint akan meyakinkan ibunya jika dia tidak akan menyerah dan mempertahankan cintanya.

"Mae... Jangan terlalu memikirkan Saint na.. Saint baik-baik saja.. Jangan khawatir. Saint akan mempertanggung jawabkan apa yang Saint pilih." ujar Saint menenangkan ibunya.

Perth yang terbangun dari tidurnya karena mendengar ke gaduhan di luar kamar, hanya berdiri di balik pintu kamar Saint mendengarkan ibu dan anak itu berbicara.
Perth meringis menahan rasa sakit di tubuhnya, dia hanya menutupi dirinya dengan selimut yang menggulung tubuhnya.
Dan saat dia berniat untuk kembali ke ranjang, dia justru ke hilangan ke seimbangannya lalu terjatuh dengan kepalanya yang terlebih dulu mendarat pada lantai.

Truth or Dare (Sonpin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang