"Eh, lo tahu nggak sih, liburan kemarin si Aurell pergi ke Perancis. Gelo, bagus-bagus banget fotonya! Jadi pingin ke Perancis."
"Dih, kalo lo mah, nggak cocok!"
Bukan. Bukan Radinka yang diajak bicara ataupun menanggapi si pembicara. Dia hanya pendengar. Atau penguping? Terserahlah.
Mendengar celotehan anak-anak itu, Radinka buru-buru mengambil ponsel dari saku seragamnya lalu membuka aplikasi Instagram. Secepat kilat dia mengetikkan nama pengguna Aurell.
Tanpa ragu, Radinka menekan profil Aurell. Terbukalah profil cewek hits satu sekolah itu dengan ribuan pengikut dan ratusan foto yang bisa membuat seluruh netizen iri dengan kehidupannya.
Radinka memencet salah satu foto di mana Aurell berpose di depan menara Eiffel. Radinka memandangi foto itu beberapa saat. Mulai dari fashion Aurell yang terbilang sangat oke, sampai bagaimana cewek itu mengedit fotonya sehingga tampak begitu flawless. Radinka menekan tombol kembali, melihat foto yang lain.
"Ngapain lo?" Sebuah suara mengagetkan
Radinka yang masih asyik melihat foto-foto Aurell di Hawaii liburan semester lalu.
Dengan cepat, Radinka menekan home yang seketika menampilkan beranda Instagram-nya, lalu mendongak menatap Luna yang baru saja duduk dan meletakkan mangkoknya di meja kantin.
"Scrolling IG," jawab Radinka sekenanya.
Luna menyipitkan mata. "Lihat profilnya siapa lagi kali ini? Aurell yang ke Perancis? Atau Kezia yang ke Lombok? Atau siapa lagi?"
Radinka sadar, Luna sudah tahu kalau dirinya sering mengunjungi profil-profil anak hits di platform Instagram. Radinka hanya berusaha mengelak seribu kali, dan Luna hanya perlu menusuknya dengan satu kalimat sarkastik.
"Sok tahu. Gua emang lagi main aja. Liat news feed," ujar Radinka, berusaha mengelak meski ia tahu Luna tidak akan percaya juga.
Luna mencibir. Cewek itu mulai menyantap bakso yang ada di mangkoknya tanpa memedulikan Radinka yang sibuk dengan ponselnya. Karena, mau dinasehati sampai mulut Luna berbusa pun, Radinka akan memasukkannya ke kuping kiri, dan langsung mengeluarkannya lagi dari kuping kanan.
"Terserah lo deh, Rad."
Kaluna, atau yang biasa dipanggil Luna, merupakan teman Radinka sejak SMP. Dari hari pertama mereka berteman, Radinka tahu kalau Luna bukan tipe orang yang suka memaksa atau ingin tahu urusan orang lain. Radinka tahu, hidup Luna sangat jauh dari yang namanya drama, membuat Radinka paham kalau cewek itu tidak akan memaksa Radinka untuk mengaku.
Tak lama kemudian, bel berbunyi begitu nyaring. Membuat Luna mendumal karena isi mangkoknya masih ada seperempat, sedangkan Radinka menghela napas dan memasukkan lagi ponselnya ke dalam saku.
Padahal 'kan, dia belum lihat foto Kezia liburan ke Lombok.
.
──── ∗ ⋅◈⋅ ∗ ────
notes:
yey makasih banyak yg udah antusias sama kolab fluoresens & radarneptunus hehehe btw tiap part bakal pendek-pendek kayak gini, diusahain bakal update tiap hari!
KAMU SEDANG MEMBACA
imperfections are okay
Short StoryDi dunia ini, tidak ada yang sempurna, mereka hanya berusaha tidak memperlihatkan cela. © 2020 all rights reserved by fluoresens and radarneptunus.