Radinka melirik ponselnya di sela-sela menuntaskan tugas esai kelas sejarah. Masih dua paragraf dan ia sudah buntu lebih dulu. Padahal targetnya satu halaman penuh, paling tidak.
Ponselnya anteng-anteng saja sedari tadi, tidak mengeluarkan suara atau pun vibrasi. Memang sebelum mengerjakan PR, Radinka sengaja mematikan semua bentuk notifikasi pemecah konsentrasi, seperti halnya instagram.
Tapi, sumpah, Radinka selalu tergelitik buat meraih benda pipih itu dan mengecek akun instagramnya. Akhirnya, ia pun tak tahan. Refreshing sedikit, boleh, kan?
Begitu beranda instagram menyambutnya, Radinka tersenyum mendapati gambar hati di kotak merah yang muncul seketika itu juga. Ah, jangan lupa juga angka yang terlampir! Ia langsung memperhatikan satu per satu nama akun yang membubuhkan hati di foto terakhirnya. Ada pula komentar-komentar kocak yang ditinggalkan beberapa karibnya. Radinka membacanya satu per satu hingga sebuah komentar menyita perhatiannya lebih lama.
'Ucul banget rad'.
Hanya tiga kata itu, tapi mampu membuat Radinka tersipu. Kalau komentar itu datang dari orang lain, mungkin terkesan biasa saja, namun ini Dirga! Dirga Dewantara. Seorang cowok yang Radinka kenal melalui Luna ketika mereka duduk di bangku SMA. Impresi pertama Radinka tentang cowok itu lumayan baik. Dirga sangat supel dan tampangnya juga lumayan. Awalnya Radinka tidak mempunyai perasaan apa-apa, tapi semenjak dia menonton Dirga dalam pertandingan basket, Radinka tidak bisa bohong--Dirga terlalu menarik.
Apalagi, saat Dirga mengakui keberadaan Radinka dengan sebuah sapa, juga senyum manisnya.
Sejak saat itu, Radinka selalu berdebar ketika melihat Driga muncul. Pun ketika tidak sengaja melihat akun cowok itu di laman Instagram-nya. Lebih-lebih, barusan Dirga mengomentari fotonya! Bagaimana tidak melayang? Tapi, tentu saja Radinka tidak mengharapkan ada pesan tersembunyi di komentar Dirga, karena ia tahu kalau Dirga terlampau friendly. Dan itu meresahkan karena ... Radinka secara tidak sadar menumbuhkan harapan pada cowok itu.
Usai berselancar di media sosial, Radinka merasa lebih baik. Senyumnya belum hilang. Perhatiannya pun kembali teralih pada layar laptop. Esainya sudah menanti lama.
Ah, kalau begini, Radinka 'kan jadi semangat. Benar kata orang, bahagia sebenarnya sesederhana ini.
.
──── ∗ ⋅◈⋅ ∗ ────
KAMU SEDANG MEMBACA
imperfections are okay
Short StoryDi dunia ini, tidak ada yang sempurna, mereka hanya berusaha tidak memperlihatkan cela. © 2020 all rights reserved by fluoresens and radarneptunus.