chapter two

1.3K 249 21
                                    

"Lun, yang ini sama yang ini bagusan mana?" tanya Radinka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lun, yang ini sama yang ini bagusan mana?" tanya Radinka. Tangan kirinya menunjukkan crop tee yang berwarna merah muda dengan hiasan pita di belakang, juga beberapa taburan manik-manik yang terlihat manis. Tangan kanannya memegang celana pendek model ripped jeans, yang sepertinya tampak terlalu pendek untuk Radinka yang setinggi 167 senti.

Luna mengangkat alisnya sebagai respons atas pertanyaan yang sebenarnya sudah bisa dijawab oleh benak Radinka sendiri. Tetapi, cewek itu tetap membuka mulutnya, "Dua-duanya bukan tipe lo banget sih, Rad, honestly."

Radinka melengos. Cewek itu mengembalikan baju yang sempat ia tarik untuk ditunjukkan pada Luna. Hanya dua baju itu yang menurutnya sedikiiiit menarik baginya.

"Lagian, ya, sejak kapan sih, lo suka baju-baju crop yang pinkish dan celana-celana pendek gitu? Bukannya lo sendiri yang bilang kalo itu kurang bahan?" tanya Luna, sambil memilah-milah sweater yang hendak ia bandingkan warnanya.

Radinka memutar bola matanya. Berusaha mengabaikan kalau di dalam lubuk hatinya, ia setuju terhadap apa yang dikatakan oleh Luna.

"Ya nyobain sesuatu yang baru, 'kan nggak ada salahnya kali." Radinka masih mengucapkan pembelaan yang ia harap membuat Luna percaya.

Luna mencibir. Memang, sejak beberapa waktu lalu, crop tee menjadi trendsetter di kalangan remaja, dan Luna tahu, Radinka adalah tipe orang yang lebih menyukai baju oversized sebagai style-nya, bahkan semenjak mereka pertama kali kenal di tempat bimbingan belajar saat SMP. Yah, meskipun mereka tidak satu sekolah, keduanya sering hang out bersama. Jadi, omong kosong kalau Radinka ingin membeli crop tee yang ketat dan pinkish seperti itu.

Namun, sayangnya kalimat pedas Luna belum memberikan efek apapun. Radinka masih tampak belum menyerah. Cewek itu sekarang justru berpindah ke bagian dress. Luna memilih untuk diam sampai dia menyadari sebenarnya apa yang ada di pikiran Radinka.

Terkadang, Radinka begitu naif.

.

"... ya, jadi gitu, deh, Rad." Luna mengira bahwa Radinka menyimak ceritanya, namun melihat cewek itu justru sibuk menghadapkan hidungnya pada layar ponsel, Luna jengah. "Rad, woy! Main hp mulu, sih?"

"Gua dengerin, kok."

"Dengerin atau nggak, seenggaknya wajah lo tuh ngadep gua yang lagi ngomong."

Radinka jelas mengendus nada marah dalam suara Luna. "Luna, astaga, sori. Iya, iya, gua keasyikan main hp jadinya malah mengabaikan elo."

"Kita udah temenan berapa tahun sih, Rad?" gerutu Luna, terlebih pada dirinya sendiri.

"Tiga, atau empat?"

"Nggak penting," tandas Luna.

"Lo beneran ngambek?"

"Ya, menurut lo aja gimana."

"Ih, Lun, sori sori sori! Apa perlu gua nyanyi lagu boyband yang pernah lo gila-gilai semasa SMP dulu itu? Pas 'kan lagunya sama keadaan gua sekarang."

Luna memutar bola mata. "Kalau lo bermaksud melucu, lo nggak berhasil."

Seperti anak kecil, bahu Radinka merosot, berikut tak ketinggalan bibirnya tertekuk ke bawah. "Ya udah, gini, besok pulang sekolah gua traktir di kafe yang belum sempat kita datengin itu aja gimana? Ya, ya?"

Mendapat tawaran itu, Luna mengernyit. Tumben banget Radinka mau mentraktir dirinya hanya karena ngambek masalah kecil begini.

"Tempatnya instagramable, lho, Lun."

Oh, ya. Tentu saja.

"Iya, terus lo mau jadiin gua sebagai fotografer dadakan?" tembak Luna tanpa basa-basi. Mereka sudah bertahun-tahun kenal, ingat?

Radinka lantas cengengesan.

Luna mengangkat bahu. "Gua mau aja sih asal minus lo bombardir pertanyaan 'gua harus upload yang mana, ya, Lun?', deal?"

Meskipun kata deal mengunci kesepakatan mereka, tidak ada jaminan Luna akan terhindar dari pertanyaan-pertanyaan merepotkan semacam itu. Radinka selalu paling tahu kalau urusan membuatnya pusing tak karuan.

.

──── ∗ ⋅◈⋅ ∗ ────

notes:

hayo siapa yang suka ngerecokin temennya dengan pertanyaan, "gue harus upload yg mana plis pilihin!!" wkwkwk

kalian pada libur sekolah kan ya? ngapain aja tuh #dirumahaja? aku pengen nyoba masak deh tapi takut ngga enak dan mubazir ntar :(

imperfections are okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang