pukul empat dini hari. caristy terbangun sebab salah satu alarm milik temannya berbunyi—meski empunya tidak terbangun. gadis itu berjalan keluar dari kamarnya, mendapati rangga dan dua orang lainnya—doni dan alma—masih terbangun. di antara tiga orang tersebut, hanya rangga yang berbaring sendirian di sofa bersama ponselnya. sisanya tengah mengobrol dengan suara super pelan.
caristy abai. gadis itu melangkah menuju dapur, menyeduh susu cokelat hangat, lalu berjalan keluar menuju ke halaman belakang. kemudian yang di luar dugaannya adalah rangga menyusul, duduk di sebelahnya.
"hei," sapa rangga dengan begitu hangat. caristy menoleh, namun secepat kilat lantas melengos kembali. "gue mau minta maaf buat yang semalam."
sambil tetap menyesap susu cokelatnya, caristy diam memandangi laki-laki di sebelahnya. kenapa rangga harus bersikap seperti ini, sih? aneh. apa yang membuatnya tersadar kalau apa yang dilakukannya semalam—dan selama ini adalah kesalahan?
"hm." caristy hanya bergumam, kemudian beranjak dari kursi yang ditempatinya, hendak masuk. namun, rangga menahannya. tangannya dengan cepat meraih pergelangan caristy, membuat gadis itu mau tidak mau menghentikan langkahnya. "kenapa?"
"lo mau ke mana?" tanya rangga.
"kenapa?"
"gue nggak dimaafin?"
caristy mengerlingkan matanya. "emangnya perlu, ya? lo juga nggak kenal gue kok. kenapa gue harus maafin lo? lagian, setelah ini juga lo sama gue pasti nggak akan saling sapa di kampus, kan?"
"kalau gitu kita kenalan dulu," kata rangga.
caristy geming. ini masih pagi buta, kenapa laki-laki ini aneh sekali sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
invitation
Historia Cortakepada ketua bem prodi teknik elektro, refangga hussein akbar. dengan hormat, sehubungan dengan dilaksanakannya kegiatan malam keakraban oleh bem fakultas teknik sebagai program kerja badan eksekutif mahasiswa fakultas teknik, yang akan dilaksanaka...