× 15 ×

1.4K 210 9
                                    

lama caristy diam setelah melihat tangan rangga terulur. menyadari caristy enggan menjabat tangannya, rangga menarik kembali lima jarinya. "oh gue tau," gumamnya. "lo masih kesel sama gue, kan?"

sambil menyesap susu cokelatnya yang sudah mendingin, caristy menoleh keada laki-laki tak diundang tersebut. "gue nggak kesel," jawabnya.

"terus kenapa nggak mau kenalan?"

"emangnya harus, ya, kenalan dulu kayak gitu?"

rangga berdecak, mulai sebal. "ya tadi kan lo yang bilang 'lo juga nggak kenal gue kok.', nah makanya ini gue mau kenal sama lo," balas rangga. "lagian boleh kali gue kenal sama adik tingkat gue. lo juga, menguntungkan loh kenal sama kakak tingkat sejurusan."

sebelah alis caristy terangkat. gadis itu meletakkan cangkir minumannya di atas meja, membiarkannya semakin dingin. "sori, tapi kakak tingkat anak elektro bukan cuma lo doang ya, bang rangga. masih banyak abang-abangan dan kakak-kakak lainnya."

"jual mahal banget." rangga bergumam sambil melengos. suaranya benar-benar lirih, namun caristy tetap mendengarnya. ada apa dengan laki-laki yang satu ini, sih?

"bagus dong gue jual mahal. supaya anak kos kayak lo nggak sembarangan godain gue."

seraya mengambil cangkirnya, caristy pergi meninggalkan rangga dengan keheningan.

invitationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang