Oh My Xavier 9 : Insiden "Sukai Aku"

50.3K 2.7K 309
                                    


Ada banyak keuntungan ketika Emilie memutuskan untuk membiasakan diri menonton drakor atau drama Korea.

Pertama, Emilie dewasa lebih dulu daripada teman-temannya. Disaat mereka melihat orang yang akan dijadikan pasangannya itu lewat fisiknya, Emilie lebih memilih pria dengan pengetahuannya dan wawasan pria itu. Dan klisenya, menginginkan pria dengan cinta yang luar biasa pada Emilie.

Kedua, Emilie terbiasa melihat cowok-cowok tampan. Jika orang lain selalu terpaku pada cowok tampan, Emilie lain hal. Dia selalu berkata, "Setiap hari melihat cowok yang lebih tampan, membuat pria itu terlihat biasa saja di mataku."

Ketiga, Emilie benci modus-modus yang tidak berkelas. Banyak pria yang seperti itu di dunia ini dan Emilie sungguh tidak suka dengan cara orang-orang Indonesia yang sering meminta foto pada orang yang baru dikenalnya. Memangnya, untuk jatuh cinta harus melihat fisik orang lain dulu ya? Kenapa wajah yang rupawan menjadi patokan untuk jatuh cinta?

Namun dengan Xavier, semuanya berubah. Karena pertama, Emilie tiba-tiba mengagumi fisik seorang pria. Xavier sangat sempurna ketika berada di atasnya. Dengan wajah penuh peluh dan tatapan tajam yang membuatnya lumpuh seketika.

Kedua, Emilie tidak pernah terbiasa dengan apapun yang ada di diri Xavier. Seperti ketika Xavier sedang mode bekerja atau mode tidur, Emilie sukses mengucapkan kalimat klise di dalam hatinya, "Mengapa ada pria se-sempurna dirinya?"

Ketiga...

Sukai aku, Emilie.

Emilie hampir berteriak senang mengingatnya. Dia memiringkan tubuhnya tanpa merasa nyeri ketika melakukannya. Emilie memeluk Kitty si kucing dengan senang di kasur ruang rawatnya. "Kitty... bagaimana aku harus bersikap di depannya nanti?!" pekiknya girang.

Meong, jawab Kitty.

Emilie menggigit bibir bawahnya agar bisa menahan senyum yang lebih lebar.

***

Sukai aku, Emilie.

Xavier menggeram dan menjambak rambutnya dengan kesal. Zander hanya menatap tuannya yang sedang duduk di atas kasur itu dengan heran.

"Kenapa aku harus mengatakan itu?!" ujar Xavier, kesal pada dirinya sendiri.

"Ada apa, Tuan?" tanya Zander.

"Itu..." Xavier menghentikan ucapannya. Dia terdiam dan terpikir sesuatu. Sungguh, Xavier berumur 35 tahun sekarang dan bukan waktunya lagi untuk dia melakukan hal-hal bodoh seperti curhat tentang kisah cintanya.

Dan lagi, Xavier ini dikenal garang dan menakutkan karena cara membunuhnya. Dan mana ada pembunuh yang galau hanya karena hal-hal yang seperti itu?! Memangnya Xavier ini anak kecil, apa? Harga dirinya akan turun dengan sangat drastis dan apa yang akan mereka pikirkan tentang Xavier nanti?

Pembunuh berhati hello kitty?

Atau pembunuh yang budak cinta?

Argh, ini membuat Xavier gila! Sungguh, ucapan Xavier sangat kekanakan sekali pada Emilie.

Menghela napas panjang, Xavier menundukkan kepalanya. "Auh, sial! Bagaimana aku harus bersikap di depannya nanti?"

***

Pagi-pagi sekali, Emilie sudah mencoba untuk berdandan agar terlihat cantik di depan Xavier nanti. Emilie duduk bersila di atas kasur sambil memainkan Kitty, kucingnya yang sudah ia adopsi mulai dari kemarin.

Seperti yang Emilie duga, pintu ruangannya terbuka dari luar. Emilie sudah tersenyum selembut mungkin dan bermain kucing dengan wajahnya yang sok imut. Dia menunggu-nunggu hingga Xavier nanti memanggilnya.

Oh My XavierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang