Xavier selesai dengan urusannya bersama 4 iblis yang tadi sempat datang ke rumahnya dan mengganggu kebersamaannya dengan Emilie. Albert juga dia usir ke rumah belakang karena jika bertemu dengan Emilie, pasti mereka akan kembali bertengkar. Biarlah Albert mengakrabkan diri saja dengan Matthew."Berhenti di situ."
Xavier menghentikan langkahnya yang akan berjalan ke kamarnya. Dia berbalik, dan mendapati Emilie berdiri gemetar dengan pipi yang merah dan mata berkaca-kaca. Xavier mengerutkan alisnya melihat Emilie yang terlihat tidak fokus menatapnya.
"Tuan Seksi, apakah kau menyukaiku?" Tanya Emilie dengan serak dan cegukan sekali. Tubuh Emilie sempyongan ketika berjalan mendekati Xavier.
Mata Xavier membulat melihatnya. Dia mendekat pada Emilie dan segera menangkap tubuh Emilie yang akan terjatuh jika Xavier tidak segera memeluknya. "Emilie! Kau mabuk?!" Sentak Xavier dengan kesal.
Emilie yang badannya seperti jelly itu hanya menutup bibir Xavier dengan telapak tangannya. "Syutt! Kau berisik!"
Xavier mendelik sedangkan Emilie terkekeh.
Emilie berjinjit dan menangkup wajah Xavier dengan tangannya. "Kenapa kau tampan sekali sihhh? Uh? Memangnya kau ini produksi siapa? Apa kau operasi plastik?"
Xavier membuang napasnya dengan kesal. "Aku hanya bisa berkata bahwa ini adalah takdir. Sekarang, aku mau kau berdiri dengan benar."
Emilie menggeleng. "Tidak bisa!"
"Emilie, kau sedang mabuk sekarang. Aku akan menggendongmu asalkan kau tidak menimpa tubuhku begini. Aku susah bergerak!"
"Aku tidak mabuk! Aku hanya minum sekaleng bir! Birrr!"
"Oh ya? Cara bicaramu bahkan terdengar sangat mabuk."
Emilie cemberut. Dia melepaskan tangannya dari wajah Xavier. Tangannya beralih melingkari leher Xavier sedangkan matanya menatap Xavier dengan sayu. Senyum lembut terukir di wajah Emilie. Matanya mengerjap lembut. "Xavier..."
Xavier terpaku sejenak, menatap Emilie yang terlihat sangat cantik bahkan untuk ukuran seorang wanita mabuk. Tangan Xavier refleks memeluk pinggang Emilie dengan posesif. "Hm." Gumamnya, menjawab panggilan Emilie barusan.
Emilie kembali mengedipkan matanya pelan, bibirnya kini melengkung lebih lebar. "Sukai aku, Xavier..."
Napas Xavier tertahan seketika. Matanya membulat terkejut menatap Emilie yang sedang dalam mode mabuk. Jantung Xavier terhenti sejenak sebelum berdegup dengan amat kencang. Xavier tidak menyangka akan mendengar kalimat itu.
Lebih dari apapun, kalimat Sukai Aku yang diucapkan Xavier memiliki makna yang sangat banyak. Bahkan lebih banyak yang Xavier kira.
Kalimat menginginkan, walaupun Xavier ragu akan bagaimana kelanjutan hubungan mereka.
Kalimat menginginkan, walaupun Xavier tahu perempuan baik hati seperti Emilie akan takut dengan orang jahat seperti Xavier.
Mengesampingkan pikirannya, Xavier berdeham. "Kau sedang mabuk, Emilie. Kau tidak serius."
Emilie menggeleng kuat. Dia kini terkekeh. Tangannya mengusap lembut leher Xavier. "Kau datang di hidupku dengan tiba-tiba. Sebagai pertama kaliku, sebagai seorang yang selalu melindungiku. Padahal, aku hanya tawananmu. Kenapa aku meminta lebih?"
Xavier menelan ludahnya dengan susah payah. "Kau serius dengan ucapanmu?" Tanyanya, menahan gemuruh yang ada dalam dadanya.
"Yang mana? Yang sukai aku itu?"
"Semuanya."
"Tentu saja aku serius."
"Kau tidak akan menarik ucapanmu ini, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Xavier
RomanceSELURUH KARYA MADE IN EARTH DILINDUNGI OLEH PROFESIONAL HUKUM PURE PUBLISHING!! PLAGIAT AKAN DIKENAKAN DENDA MINIMAL 500 JUTA DAN PENJARA MINIMAL 2 TAHUN [Konten dewasa 21+] Emilie tidak menyangka bahwa kedatangannya ke LA akan membawa malapetaka ba...