Emilie menghela napas kasar dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Xavier yang langsung mengganti meja kerjanya dengan meja kerja yang baru hanya karena goresan kecil yang ditimbulkan oleh pakaian Emilie yang memiliki mutiara imitasi di bagian pergelangan tangannya.
Mata Emilie kemudian menatap Xavier yang juga sedang menatapnya. Xavier membuat gerakan dengan tangannya. Menunjuk kedua matanya dengan jari telunjuk dan jari tengah, lalu mengalihkan jarinya menunjuk Emilie, seolah mengatakan aku-mengawasimu! pada Emilie dan Emilie balas dengan sebuah pelototan.
Meja yang dibeli Xavier juga benar-benar sama persis dengan meja yang sebelumnya. Meja itu kini sudah tersimpan rapi di ruangan Xavier dengan barang-barang di atas permukaan mejanya yang persis sama dengan isi sebelumnya. Bahkan Emilie pun yakin bahwa posisi-posisi sebelumnya juga sama dengan posisi sekarang.
"Dasar perfeksionis." Komentar Emilie sambil memeletkan lidahnya pada Xavier dan Xavier balas dengan pelototan kesal.
"Semuanya sudah beres, Tuan." Kata Zander yang kini berdiri di hadapan Xavier.
Xavier mengangguk. "Bagus. Suruh semua orang keluar, aku akan mulai berkerja."
Zander mengangguk sopan dan mengikuti perintah Xavier. "Nona Em--"
"Kecuali dia!" sentak Xavier, dan diangguki oleh Zander hingga kemudian Zander pun ikut menghilang dari ruangan Xavier. Kini hanya tinggal Emilie dan Xavier saja yang berada di ruangan kerja Xavier. Xavier sendiri berjalan ke kursi kebesarannya dan duduk di sana sambil memperhatikan Emilie yang masih diam duduk di sofa. "Jangan merusak apapun lagi!" tekan Xavier.
Emilie mendelik kesal mendengarnya. "Tidak ada yang merusak apapun. Kau hanya berlebihan untuk sebuah goresan kecil."
"Kau tak tahu bahwa goresan kecil itu bisa saja jadi penghambat kerjaku!"
"Bagaimana bisa goresan kecil itu menghambat kerjaanmu?!"
"Karena fokusku akan teralih. Aku tidak nyaman melihatnya."
Mulut Emilie menganga lebar mendengar ucapan Xavier. Entah untuk ke berapa kalinya, Emilie menggelengkan kepalanya seolah tidak percaya ada makhluk seperti Xavier di dunia ini. "Woah, aku tidak bisa berkata-kata."
"Kau sedang berkata-kata, sekarang."
"Ya Tuhan, semoga aku takkan pernah memiliki bos menyebalkan seperti makhluk yang satu ini."
Xavier hanya menatap tajam pada Emilie. "Kau adalah tuan putri pemalas. Mana tahu tentang kerjaan."
Emilie melotot. "Aku bekerja! Hey! Kau pikir selama ini aku mendapat uang dari mana, huh? Dan aku ini bukan tuan putri! Mana ada tuan putri yang memiliki kehidupan mandiri sepertiku!"
Kali ini Xavier tertawa seolah guyonan Emilie sangat lucu. "Bekerja? Selama setahun ini, kau bekerja di mana hah? Bahkan setelah kulihat masa lalumu, kau tidak bekerja dari semenjak setelah lulus kuliah."
"Kau ini mencari dengan benar, tidak, sih?! Aku..." Emilie menghentikan ucapannya. Memang jika dilihat di mata publik, Emilie ini kelihatan tidak bekerja dan hanya bermalas-malasan di perusahaan ayahnya yang saat ini dikelola oleh salah satu kakak tirinya. Dan lagi, kerjaan Emilie juga hanya mengantarkan berkas yang tidak tahu apakah isinya penting atau tidak, dimarahi, lalu menunggu untuk disuruh lagi oleh kakaknya. Dan Emilie bahkan harus rela untuk pergi dari tanah air tercintanya untuk dimutasi ke negeri orang oleh kakaknya.
"Tidak bisa menjawab, kan?" tanya Xavier sambil tersenyum culas. "Dilihat dari IPK-mu yang tinggi, kau bisa mendapatkan pekerjaan apapun yang kau mau. Kenapa kau tidak melamar pekerjaan?"
Emilie menghela napas panjang. "Tentu saja, karena IPK-ku tinggi, sangat disayangkan jika aku hanya lulus kuliah untuk menjadi seseorang yang bekerja di bawah orang-orang sepertimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Xavier
Roman d'amourSELURUH KARYA MADE IN EARTH DILINDUNGI OLEH PROFESIONAL HUKUM PURE PUBLISHING!! PLAGIAT AKAN DIKENAKAN DENDA MINIMAL 500 JUTA DAN PENJARA MINIMAL 2 TAHUN [Konten dewasa 21+] Emilie tidak menyangka bahwa kedatangannya ke LA akan membawa malapetaka ba...