Emilie adalah wanita yang terlahir dengan jiwa keadilan yang tinggi. Katakanlah dia sedikit terpengaruh dengan jiwa heroik yang ada di film-film. Tapi intinya sama saja. Walaupun Emilie terlahir kembali pun, dia ingin dan akan menjadi orang yang berperikeadilan. Dia akan menjadi orang yang seperti itu.
Maka dari itu, saat ia berada di dalam mobil dan melihat seorang remaja sedang dipukuli alias dikeroyok, jiwa keadilan Emilie pun menguat. Dia refleks berlari keluar mobil dan menghampiri para berandalan kurang ajar yang memukuli anak di bawah umur itu.
Dengan cepat, Emilie berlari memasuki gang kecil di mana tempat kejadian itu berlangsung. Dia berteriak kencang menghampiri anak-anak itu.
"Berhenti!! Berhenti!!" Teriak Emilie sambil menghadang anak-anak remaja itu agar tidak memukuli seorang anak remaja di belakangnya. Emilie dengan gagah berani berdiri membelakangi remaja yang dipukuli itu dan menghadap remaja si pengeroyok. "Kenapa kalian membully teman kalian seperti itu?! Itu tidak baik!!"
Salah satu dari keempat anak remaja itu meludah ke tanah. "Teman?! Dia hanya tikus jalanan!"
"Tetap tidak boleh!" Tegas Emilie sambil menggeleng. "Sekarang, kalian pulang. Jika tidak, aku akan melaporkan kalian atas pengeroyokan. Wajah kalian pasti ada di CCTV dan akan mudah mengakses informasi kalian melewati diriku!"
Keempat orang itu saling menatap, satu di antaranya menggeleng dan diangguki yang lain. Tapi remaja yang tadi sempat berbicara dengan Emilie itu sempat-sempatnya menendang kepala pria remaja di belakang Emilie, membuat Emilie memekik dan berjongkok saat kepala remaja itu membentur tanah dengan keras.
Dengan umpatan kasar, keempat remaja itu pergi sambil sesekali menoleh ke belakang. Emilie menatap tajam pada keempat orang itu. "Hey!" Teriak Emilie, membuat mereka sempat terhenti. "Perbaiki sikap kalian! Jika kalian terus melakukan hal ini, kalian akan menjadi monster dan kalian akan menyesalinya saat sudah membunuh orang-orang terdekat kalian dengan kelakuan kalian." Ucapnya, mengatakan kata membunuh dalam maksud jika kelakuan yang buruk mereka terbongkar pada dunia, orang-orang terdekat mereka akan merasakan terbunuh ketika mendengar kabar itu.
Keempat orang itu hanya tertawa dan pergi dari sana. Emilie membuang napas kesal. Dia mencoba membantu anak remaja itu untuk duduk dengan benar, namun ditepis oleh anak remaja itu. Emilie tersenyum saja melihat wajah datar itu.
"Kau seperti seseorang yang kukenal," kata Emilie. Membuka percakapan saat anak remaja itu mencoba duduk dengan susah payah. "Namanya Xavier. Dia lelaki yang hangat, sebenarnya. Tapi, saat pertama kali bertemu, dia sangat dingin sepertimu. Dan aku tahu bahwa kau juga sebenarnya adalah anak yang memiliki hati yang hangat."
Anak remaja itu hanya diam tanpa menjawab ucapan Emilie.
Melihat reaksi itu, Emilie tertawa pelan. "Yah, walaupun kenyataannya Xavier menjawab ucapanku. Berbeda denganmu yang sama sekali tidak berbicara padaku."
Remaja itu tetap diam. Membuang napas perlahan dan menutup matanya dengan rapat.
"Hey, kau masih hidup, kan?"
Remaja itu tetap diam.
"Hey!! Ya Tuhan! Apa kau mati?! Mana handphoneku? Sial! Aku lupa tidak punya handphone! Apa tidak ada telfon umum di sini?!"
"Aku baik-baik saja," kata remaja itu sambil membuka matanya dengan mata menyipit seolah perih akan luka yang ada di sudut matanya. "Aku Matthew. Bukan Xavier."
Emilie mengerjap mendengar ucapan Matthew. "Oh. Oke. Aku Emilie." Ucapnya refleks, masih merasa kaget.
Matthew mencoba berdiri dengan susah payah. Walaupun wajahnya tidak memberikan reaksi yang berarti, Emilie tetap tahu bahwa saat ini Matthew tengah kesakitan. Jadi, Emilie berdiri dan mengambil tangan Matthew agar dikalungkan di lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Xavier
RomanceSELURUH KARYA MADE IN EARTH DILINDUNGI OLEH PROFESIONAL HUKUM PURE PUBLISHING!! PLAGIAT AKAN DIKENAKAN DENDA MINIMAL 500 JUTA DAN PENJARA MINIMAL 2 TAHUN [Konten dewasa 21+] Emilie tidak menyangka bahwa kedatangannya ke LA akan membawa malapetaka ba...