Oh My Xavier 8 : Akibat Tabrak Lari

50.9K 2.5K 320
                                    

"Walaupun dia kakakmu, bukan berarti kau bisa memeluknya se-lama itu." Kata Xavier setelah seharian mendiamkan Emilie dan saat ini mereka sedang dalam perjalanan pulang. Emilie dan Xavier berada di kursi belakang dengan Zander dan Dansel yang menjadi pendengar setia mereka.

Emilie menghela napas kesal. "Yang aneh itu, kau marah seharian hanya karena aku memeluk kakakku," balas Emilie dan mengangkat tangannya untuk menghentikan Xavier yang akan buka mulut. "Jujur padaku. Kau cemburu, bukan?"

Seketika, keadaan mobil jadi mencekam. Hal ini mengingatkan Emilie pada saat di mana dia berdebat dengan Xavier tentang psikopat dan drama Psychopath Diary. Xavier menatap Emilie, begitupun sebaliknya. Mereka saling menatap dengan serius sebelum Xavier menumpahkan tawanya dengan keras. "Hahaha! Lucu sekali!" kata Xavier.

Mata Emilie memincing dan tangannya bersidekap di depan dada. "Hanya perasaanku saja, atau kau memang memaksakan diri untuk tertawa?"

Xavier menghentikan tawanya seketika. Dia menunduk dan berdeham.

Kini bagian Emilie yang mendengus geli. "Kau menyukaiku, kan?"

Xavier menghela napas panjang. Kali ini dia menatap Emilie. "Sejujurnya, aku malu."

Emilie tersenyum malu. Pipinya sudah memerah merona karena merasa tebakannya benar. "Malu karena ketahuan menyukaiku?"

"Malu karena menolongmu."

"Menolongku?" heran Emilie. Rona merahnya hilang seketika. "Kapan kau pernah menolongku?"

"Tadi."

"Tadi?" tanya Emilie yang diangguki Xavier. "Kapan?"

Xavier menghela napas panjang dan menyenderkan tubuhnya dengan santai ke sandaran kursi mobil. Matanya menatap lurus tanpa menatap Emilie. "Kenapa aku mendiamkanmu? Itu jujur karena sebelumnya aku malu padamu. Aku tidak tahu bahwa pria itu kakak tirimu. Kupikir, dia adalah pria mesum yang mencoba untuk melecehkanmu."

"Aku memeluknya dengan erat! Tidak mungkin kau salah paham!"

Xavier kali ini tersenyum tipis dan menyentuh dadanya sendiri. "Perlu diketahui, Emilie, aku ini adalah pria naif nan polos yang suka membantu orang. Jadi, ketika sesuatu yang aneh berada tepat di depan mataku, pasti aku akan membantu orang itu. Tidak terkecuali dirimu."

Emilie membalas senyum Xavier dengan senyum mencemooh. "Tidak, yah! Aku sangat tahu kau ini pria gila kontrol yang perfeksionis dan suka marah-marah. Menolong orang? Cih, itu adalah fitnah yang kejam!"

"Apa? F-fitnah yang kejam?"

Emilie kali ini berkacak pinggang. "Baiklah kalau begitu. Bagaimana jika pria yang kupeluk adalah Zander?"

Xavier tertawa dipaksakan. "Ya silakan! Memangnya, Zander mau dipeluk olehmu, hah?"

"Saya mau, Tuan." Kata Zander, dan dibalas dengan tatapan membunuh Xavier lewat kaca spion depan.

Emilie mendengus geli dan memiringkan kepalanya seolah menantang Xavier.

Xavier menatap Emilie dengan tawanya yang kaku. "Memangnya kau jasa layanan peluk, apa?!"

"Yakin, tidak suka padaku?"

"Yakin! Sangat yakin!"

Emilie cemberut. Dia mengubah raut wajahnya menjadi imut dan memiringkan wajahnya dengan lugu. "Benarkah? Padahal, Emilie sangatttt menyukai Xavier." Ucapnya dengan suara anak kecil.

Raut wajah Xavier berubah datar. "Bohong ya?"

Emilie tertawa mendengar suara datar Xavier yang terdengar lucu di telinganya. Dan tanpa semua orang duga, Xavier terkekeh kecil mendengar suara tawa Emilie.

Oh My XavierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang