Hwaiting

15 4 28
                                    

Sore ini Jeuna tengah terduduk di depan meja belajarnya, dengan lampu belajar bermotif gambar kelinci pink. Otaknya mencoba menyaring semua pelajaran, meringkas dan menyimpannya dengan baik di otaknya.

Namun sudah 2 jam lamanya Jeuna mencoba hal tersebut, mengulang beberapa kali rumus yang ia lafalkan namun tetap saja, semua itu tidak bisa menempel dikepalanya.

Pikirannya kacau, kejadian tadi di toko buku membuat hatinya berdenyut sakit. Dimana ketika ia melihat bagaimana cara Jungkook tersenyum pada Hyemi, cara Jungkook mengusak rambutnya, mencubitnya, semua terekam jelas di kepala Jeuna.

"Ayo! Fokus Jeuna! Fokus!" Ucap Jeuna menyemangati dirinya sendiri, kemudian mulai meraih buku di hadapanya lalu mulai membaca kembali. Namun baru saja Jeuna membaca beberapa kata di buku itu, bayangan akan Jungkook dan Hyemi selalu berputar di otaknya.

Jeuna memukul kepalanya cukup keras berkali kali. Dirinya kesal dengan dirinya sendiri, sebenarnya Jeuna adalah tipe anak yang pintar, namun kenapa saat ini menghapal satu rumus saja tidak bisa baginya.

Jeuna menghembuskan napasnya, berharap pikiranya kembali tenang "Kumohon jangan seperti ini" Ucap Jeuna sambil menatap buku dihadapanya.

Menurutnya saat ini otaknya tidak bisa diajak kompromi untuk belajar.

Jeuna mulai melangkahkan kakinya gontai, membuka pintu dengan malas lalu kembali berjalan dengan badan yang dibungkukan layaknya heolmoni, arahnya saat ini adalah Oppa nya, ya kamar Seokjin.

Tok tok

Jeuna mengetuk pintu kamar Seokjin dan knop pintunya mulai di putar pertanda ada orang yang mendengar ketukan pintunya. Namun bukanya Seokjin yang membuka pintunya melainkan Sooyoung.

Jeuna terkejut sehingga rahangnya sedikit terbuka "Kenapa Eonnie disini?" Tanya Jeuna sambil menunjuk Sooyoung.

Sooyoung tersenyum "Aku? Aku berjanji pada Seokjin untuk menginap" Jawab Sooyoung dengan nada ramahnya.

Jeuna yang mendengar jawaban Sooyoung hanya ber 'oh' ria "Lalu kenapa Eonnie disini? Tidurlah dikamarku" Tanya Jeuna lagi.

"Ah tidak usah, aku tidur dengan Seokjin saja. Lagian kau pasti butuh konsentrasi untuk menghapal semua pelajaranmu kan?" Tolak Sooyoung halus dengan senyuman yang masih terhias indah di bibirnya.

Jeuna hanya mengangguk "Hmm pasangan baru memang selalu ingin bersama setiap saat dan setiap waktu ya" Ucap Jeuna menggoda Sooyoung.

Sooyoung menunduk malu, pipinya berhasil memerah hanya karena perkataan yang Jeuna lontarkan.

"Aku kapan bisa merasakanya?" Ucap Jeuna sambil menghembuskan napas gusar.

Sooyoung terkekeh, dan tak lama datanglah Seokjin dari belakang pintu dan refleks langsung memeluk Sooyoung dari belakang.

"Makanya, carilah pacar! Kau tidak bosan apa? Selalu sendiri, kasihan pada wajahmu yang cantik itu, tidak dimanfaatkan sama sekali" Sambar Seokjin dari belakang Sooyoung sarkastik.

Jeuna hanya memanyunkan bibirnya sebal akan perkataan kakaknya sendiri.

"Dengan siapa? Aku dekat dengan lelaki saja tidak" Jawab Jeuna sambil menaruh tangan di dadanya dengan posisi menyilang.

Seokjin menaikan satu halisnya "Jungkook? Kenapa kau tidak denganya? Padahal kau sudah tau wataknya, kalian berteman sejak kecil dan kalian cocok menurutku" Ucap Seokjin yang langsung membuat raut wajah Jeuna menjadi sedikit masam.

Jeuna menunduk mengusap sedikit air yang akan keluar dari pelupuk matanya, dan kemudian tersenyum miris "Doakan semoga aku beruntung bisa memilikinya" Jawab Jeuna.

Seokjin tahu, Jeuna sedang tidak baik saat ini, dilihat dari nadanya berbicara, matanya yang berair itu sungguh terlihat jelas bagi Seokjin.

Seokjin kemudian tersenyum lalu mengepalkan tanganya dihadapan Jeuna, layaknya orang yang sedang memberi semangat.

"Hwaiting! Aku tahu kau mempunyai tekad yang kuat" Seokjin mencoba untuk menghibur adik nya yang satu ini.

"Hwaiting!!" Ucap Sooyoung mengikuti Seokjin kemudian menyengir melihat ke arah Seokjin dengan posisi kepala menenggak.

"Gomawo Oppa, Eonnie" Ucap Jeuna kemudian setelahnya merentangkan tanganya, memeluk Seokjin dengan Sooyoung secara bersamaan.




'Terimakasih untuk kalian, sosok yang bisa membuatku bangkit ketika aku jatuh. I love you'

Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang