First Kiss

25 4 4
                                    

Matahari mulai berganti dengan sang mentari, bintang bintang pun perlahan mulai bermunculan menerangi dua insan di taman tersebut.

Sedari tadi pagi, Jungkook dan Jeuna hanya berdiam diri di taman itu, dan sesekali bercanda tawa.

Taeji sudah kembali pulang saat matahari akan tenggelam. Jadi seperti inilah, hanya mereka berdua yang ada di sini.

Jungkook mulai membaringkan tubuhnya di rerumputan taman, sebari tangannya yang ia letakan di atas kepala sebagai tumpuan.

Hal itu secara refleks diikuti oleh Jeuna, Jeuna mulai berbaring di samping Jungkook, dengan jarak yang mungkin bisa dibilang sangat dekat.

Jantung Jeuna tak karuan, hatinya terasa menghangat, pipinya pun mulai berubah warna.

Keduanya sama sama melihat ke arah langit, memandang rembulan serta bintang bintang di sana.

"Noona.." Panggil Jungkook.

"Ne? Ada apa?" Tanya Jeuna sambil melirik ke arah Jungkook.

"Noona lihat bintang di sana?" Tanya Jungkook sambil menunjuk ribuan bintang di langit malam.

"Yang mana?" Jawab Jeuna sambil menelisik mencari akan keberadaan bintang yang dimaksud Jungkook.

"Yang itu, di sebelah sana" Jungkook terus menunjukan bintang itu.

"Aku tidak bisa melihatnya" Jawab Jeuna.

Jungkook menatap malas Jeuna sambil menghembuskan nafasnya.

Jungkook menarik bahu Jeuna hingga menempel pada tubuhnya, dan berakhir tangan Jungkook yang berada di pinggang Jeuna.

"Yang itu" Ucap Jungkook lagi. Dalam jarak yang seperti ini, ketika Jungkook berbicara rahangnya akan mengenai kepala Jeuna.

Jeuna membelalakan matanya terkejut, dirinya tidak fokus akan bintang yang di tunjuk Jungkook, dia hanya fokus untuk mengendalikan jantungnya kembali.

Pelukan ini, pelukan nya nyaman sekali.

"Noona?"

Jungkook melirik Jeuna, terlihat gadis yang lebih tua setahun darinya ini seperti terkejut.

Diam diam Jungkook menelisik wajah Jeuna, mata yang bulat, hidung yang mancung, pipi yang berisi, dan.. bibir merahnya yang terbuka.

Jungkook terus menatap bibir tipis merah yang dimiliki sang noona, bibirnya terlihat mengkilap oleh cahaya bulan.

Jeuna terlihat mengerutkan keningnya bingung ketika Jungkook mendekat padanya.

Lalu kemudian Jeuna memutar bola matanya malas "Jika kau ingin berbisik, tidak per-"

Chup

Bibir cherry Jungkook sukses mendarat di bibir tipis Jeuna. Jungkook memejamkan matanya perlahan, merasakan sensasi yang keluar dari tubuhnya akan pertemuan dua benda kenyal ini.

Perlahan Jungkook mengubah posisi keduanya, sehingga sekarang Jeuna di bawah Jungkook, sementara Jungkook di atas dengan tumpuan di tanganya.

Perlahan bibir Jungkook mulai bergerak, menghisap sesuatu yang menurutnya sangat manis itu.

Jeuna bukan main kagetnya ketika Jungkook menggerakan bibirnya di sana, dirinya syok akan kejadian yang terjadi saat ini.

Perlahan tangan Jeuna menjalar ke leher Jungkook, kemudian memegang rahangnya, bermaksud memberi tahu Jungkook akan tingkahnya saat ini.

Tak lama setelah rahangnya di sentuh oleh jemari Jeuna, Jungkook melepas ciumanya lalu menatap Jeuna yang tepat ada di bawahnya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Jeuna dengan bibirnya yang sudah membasah.

Jungkook bukanya membalas, dirinya hanya tersenyum simpul lalu menyingkirkan rambut yang ada di wajah Jeuna. Jungkook menyentuh pipi berisi Jeuna dan kemudian kembali menatap mata Jeuna dalam.

Tak lama setelah tatapan itu, bibir Jungkook kembali mendarat di bibir Jeuna. Bukan lumatan dan gerakan seperti sebelumnya, ini hanya kecupan biasa dengan unsur lembut.

"Mencium Noona" jawabnya setelah mengecup bibir Jeuna cepat.

Wajah Jeuna terlihat merah padam, matanya mulai menajam menatap manik Jungkook, tangan Jeuna mulai meraba rambut Jungkook dan menariknya keras.

"Siapa yang mengijinkanmu mencium ku hah?!" Tanya Jeuna kesal sambil menjenggut rambut Jungkook kencang.

"Akh appo!! Mian noona!!!" Teriak Jungkook kesakitan.

Jeuna memang kesal Jungkook menciumnya karena tak meminta ijin dahulu, tapi di dalam hatinya ia sangat senang, karena ciuman pertamanya ada pada cinta pertamanya.

차차<3

Follow my instagram: chacha.yoo

Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang