2

131 43 22
                                    

EDEN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

EDEN

Ini hari pertama gue masuk SMA Bakti sebagai murid baru. Sebenarnya gue disuruh mama sama papa masuk ke SMA nya kak Sasa tapi gue ngga suka dengan Sekolah Internasional yang terlalu hidup dengan beberapa gengsi, gue lebih suka dengan sekolah yang tentram dan damai tanpa ada sebuah keinginan untuk memenuhi sebuah gengsi. Seperti SMA Bakti, SMA yang jauh dari kata internasional karena ini hanya sekolah swasta biasa.

Gue berangkat diantar oleh antek gue yaitu, Bang Ryan dengan motor karena sekolah gue ngga jauh dari rumah beda dengan sekolah kak Sasa yang perjalanan hampir setengah jam kalo macet bisa jadi 1 jam, sedangkan sekolah gue cuma 15 menit kadang bisa cuma 7 menit kalo yang nyetir kak Kevin.

Gue berjalan masuk ke sekolah, tatapan anak-anak beralih ke gue. Bukan gue pede atau terlalu gila tatapan tapi memang benar tatapan mereka kearah gue dengan tatapan tidak percaya. Gue yang tidak begitu suka di tatap merasa risih. Gue terus aja berjalan dengan kepala agak menunduk. Sumpah gue risih banget. Padahal ini belum ada jam setengah tujuh kenapa sudah rame gini. Bodoamat gue mau ke papan pengumuman.

Setelah gue berjalan menuju papan pengumuman yang akan memberitahu dimana kelas gue. Gue mendongak agar bisa kelihatan, karena gue agak pendek. Oke! Gue pendek! Puas!.

Setelah lihat gue ada di kelas 10 IPA 1, ngga salah sih karena gue termasuk peringkat 3 besar saat masuk kesini. Bukan karena gue pinter tapi karena gue belajar.

Gue berjalan kearah kelas yang harus gue lihat dari denah sekolah. Gue belum punya temen deket karena temen-temen gue pada cari gengsi daripada sekolah. Dan lebih tepatnya gue ngga punya temen deket karena kebiasaan gue cuma belajar yamg malas diajak hangout jadi mereka menjauhi gue karena itu. Yups karena itu, lucu bukan? Atau malah aneh. Bodoamat.

Gue akhirnya menemukan kelasnya. Gue masuk ke kelas yang sudah agak rame. Gue jalan nggak begitu peduli sama orang-orang. Gue cari bangku yang ditengah karena kalo depan terlalu mencolok untuk murid yang pintar, gue sudah bilang gue ngga pintar jadi gue di tengah saja.

Disini bangku sistemnya satu meja 2 orang, jadi gue cari bangku yang kosong walau nanti ada orang nya juga karena bangku akan di samakan dengan murid jadi tidak ada bangku kosong. Gue duduk di bangku tengah urutan tengah dari depan ataupun samping. Gue duduk dan menata buku-buku gue.

Orang-orang yang berada di kelas sudah heboh ingin berkenalan dengan yang lain. Bukannya gue sombong toh nanti bakal ada sesi nya tersendiri kan?.

Saat gue sibuk mencari topi upacara, ada orang yang menghampiri gue, lebih tepatnya meja yang gue tempati.

"Apa ini kosong?" Ucap cewek yang manis.

PETRICHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang