Jika cinta harus memiliki, katakanlah bahwa setiap hal yang kita harapkan tidak selalu kita dapat, dan apa yang kita dapatkan tidak selalu yang kita harapkan.
As with love
-Karina Marita-*****
KARINA
Banyak yang bilang gue sama Jeje itu cocok dan serasi. Banyak yang ngira salah satu dari kita saling suka. Gue baru aja resmi menjadi murid baru SMA Bakti.
Hari pertama gue saat ini di kantin bersama keempat kunyuk. Siapa lagi kalo bukan Jeje, Jeno, Injun, dan Hecan. Mereka sedang makan di kantin setelah upacara.
Gue duduk di pinggir sendiri sebelah gue Jeje depan gue Jeno. Sebenarnya gue udah bosen sama muka muka mereka namun daripada gue gabut di kelas mending gaduh sama mereka.
Gue sedang ngaduk es teh, Jeje lagi ngemilin gorengan, Jeno dan Injun lagi sibuk dengan hape masing masing, Hecan? Lagi gangguin adek lebih kelas yang sedang lewat.
Hecan sedang lihatin adek kelas, kalo kepergok lihatin dia, Hecan akan bilang dengan pede nya. "Hati hati dek nanti jatuh soalnya ngelihatin gue yang kelewatan ganteng", gila kan?? Yaa benar gilak.
Apalagi Si Jeno yang hidup nya untuk gadget, ya kadang ia berbicara ngga faedah tapi kalo udah main game ia akan diam dan akan berbicara kalo udah selesai atau dia frustasi karena kalah.
Kalo si Injun dia akan fokus ke grup lambe turah nya sekolahan. Dia ada grup WhatsApp yang terdiri lambe gosipnya sekolah. Jadi jangan salah kalo ia tau apapun yang belum tersebar. Lebih tepatnya grup radio sekolah. Ia mengikuti ekstrakurikuler radio sekolah sehingga membuat dia menjadi penyiar.
Kalo Jeje ia lagi ngemil gorengan yang didepannya, dimana dia akan memakan satu gorengan dengan 5 lombok. Dia memang suka apapun yang berlebihan. Jadi jangan kaget kalo kita pergi lombok satu cup kecil akan habis. Seperti halnya suka, Jeje akan menyukai dengan sangat suka. Bukan biasa saja.
"Oh iyaa," suara Injun membuyarkan pikiran gue, gue dan yang lain melihat ke arah Injun yang akan berbicara.
"Tadi yang dipanggil kepsek cantik ya" kata Injun dengan menatap kita.
"Sekelas sama gue itu, tadi juga minjemin gue topi." gue berbicara santai namun tatapan Hecan seakan meminta di tabok.
" Ngga minta sendiri, gue malas mintain" sela gue karena gue tau maksud tatapan itu yaitu meminta nomornya.
"Lo ngga bawa topi?" Ucap Jeje membuat gue langsung menatap kearah dia.
"Ketinggalan, Je"
"Makanya kalo malam itu siap siap bukan main hape," sewot Jeje.
Hecan bertepuk tangan, "ayo Karin, Lo balas!" Ucap Hecan dengan tertawa, "gue suka keributan,"
Jeje mendelik ke arah Hecan, menabok pelan kepalanua "Apaan dah, masih pagi jangan bikin ribut,"
Gue merasa bodoamat karena biasa dengan tingkah Jeje. Akhirnya Jeno menarik Jeje agar duduk kembali.
"Gue heran loe tu suka apa ngga sih sama cewek. Perasaan cewek banyak yang suka sama loe kenapa loe malah no respon gini. Apa yang gue pikir loe belok ke Jeno itu bener?" Cerca gue dengan shock bagaimana bisa dia belok ke Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR
FanfictionTrauma nya terhadap Hujan membuat Eden membenci hujan namun ia sangat menyukai bau tanah setelah Hujan. Penolakan yang di lakukan oleh Jeje disaat hujan membuat Eden semakin membenci hujan. Sedangkan Jeje pria yang masih menganggap hubungan seperti...