23

42 9 3
                                    

Di kamar yang bernuansa monokrom. Jendela pun belum di buka menandakan bahwa sang pemilik belum bangun. Jika orang memasuki kamar itu, satu kata yang terukir di benak mereka yaitu, nyaman. Semua yang disana tertata rapi, dengan buku-buku yang berada di rak disusun sesuai genrenya. Meja belajar yang berada disana pun hanya ada tumpukan buku sekolah yang terdapat PR yang pasti sudah di kerjakan oleh sang pemilik nya. Gitar yang berada di pojok kamar berdekatan dengan meja komputer dan terdapat piano yang tak jauh dari meja komputer. Sofa yang berada di depan TV, dengan karpet yang tergelar di depan sofa. Sebenarnya sang pemilik pun jarang berada di kamar kecuali malam untuk tidur.

Sang pemilik kamar sedang tertidur pulas posisi miring dengan memeluk guling. Nafas teratur menandakan tak ada mimpi buruk yang menganggu nya.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka seorang wanita, wanita itu membuka gorden kamar gelap itu dengan tidak berdosa nya. Untung yang sedang tidur memunggungi jendela jadi tidak merasa terganggu. Padahal Karina tahu Jeje kalo Dirumah tidak suka jika gorden nya dibuka. Ia lebih suka nuansa gelap. Padahal gelap terkesan suram.

"Ini orang apa mayat yaampun," omel wanita itu lalu mendekat ke telinga cowok yang sedang tertidur.

"WOY BANGUN!" Teriakan nya mampu membuat cowok itu langsung terduduk karena suaranya yang memekakkan telinga nya.

Dengan wajah polos yang sangat tidak indah, ia melotot kearah wanita tadi, "Astaga Karina. Lo pengen temen lo ini jadi bolot diusia muda?"

"Udah jam berapa ini? Tidur mulu! Bangun kek."

Jeje kembali tidur memunggungi Karina seakan tak menghiraukan ada mahluk hidup di kamar nya, dengan cepat Karina mendorong Jeje dengan kaki nya membuat Jeje terguling jatuh ke bawah dengan tidak indah.

"Apaan sih!" Jeje bangun dengan mengelus bokongnya yang mendarat duluan. "Sakit tauk! Lo ngapain sih masuk kamar cowok sembarangan!"

"Sorry bagi gue, lo bukan cowok. Jadi bebas dong," ucap Karina acuh, ia kembali duduk di tepi kasur lalu tiduran disana.

"TERUS GUE APAAN!" teriak Jeje yang kini berada di samping tempat tidurnya.

"Lo? Sorry lo ngga cukup lelaki bagi gue," Karina mengibaskan tangan nya. "Lama banget ngga main ke kamar lo," Jeje mencibir Karina dengan memanyunkan bibirnya.

"Baru juga seminggu ngga kesini. Ada angin apa lo kesini?"

"Ngga ada apa-apa, bentar lagi mungkin yang lain nyusul,"

"NGAPAIN BAWA ROMBONGAN. Emang lo mau manasik haji?"

"Astaga, ngga pakai ngegas berapa sih? Masih pagi ini," Jeje tak memperdulikan Karina, ia lalu menyambar handuk lalu masuk kamar mandi, karena percuma melawan Karina yang tak bisa terkalahkan.

Karina beranjak dari tempat tidur, berkeliling di sekitar kamar Jeje. Ia melihat hape Jeje berada di meja tepi kamar. Ia meraih hape itu lalu memeriksanya. Tapi yang Karina temukan adalah hape Jeje mati total alias tidak menyala, disebelah hape juga ada boneka panda yang masih basah. Sejak kapan Jeje mempunyai boneka? Apa Jeje sudah berubah haluan?

Jeje keluar kamar mandi dengan rambut yang basah, untung ia memakai baju kalo tidak mungkin Jeje akan kena tendangan oleh Karina. Memang ya kalo punya teman wanita itu, yang cowok seakan ngga ada harga dirinya. Heran!

PETRICHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang