Hold my head, babe!
****
Jeje memasuki rumah dengan kunci cadangan, awal ia memasuki rumah suasana sepi menyapa nya. Ia baru saja selesai tampil di kafe Ryan. Lampu rumah dalam keadaan mati karena Citra-Ibu Jeje- ada panggilan mendadak dari rumah sakit. Biasanya Citra akan menunggu Jeje pulang kalo dia sedang dirumah. Ia berjalan menuju kamarnya dengan pelan pelan namun tiba-tiba lampu ruang tamu menyala memperlihatkan Jeffry- Ayahnya- yang sudah berdiri di dekat tombol lampu.
Jeffry Jayacandra berjalan mendekati Jeje yang langsung mematung karena kaget, dengan muka tegas dan datarnya Jeffry duduk di sofa.
"Darimana saja kamu?" Jeffry membuka pembicaraan, Jeje yang sudah bangun dari kagetnya pun mendengus dan lanjut berjalan.
Jeffry mendelik melihat tingkah Jeje, "Ayah tanya darimana saja kamu?!" Jeje tetap berjalan tak menghiraukan Jeffry dengan wajah yang sudah memerah menahan amarah.
"JEVIERO!" Panggil Jeffry dengan tegas dan dengan nada tinggi, membuat Jeje langsung berhenti tanpa membalikkan badan.
Jeffry berdiri melihat punggung anaknya yang lumayan jauh dari tempatnya. "Kalo orang tua bertanya dijawab bukan seperti itu!" Jeje masih diam tanpa bergeming.
"Kamu mau jadi anak macam apa? Semua kursus yang Ayah daftar kan kamu hanya datang beberapa saja. Dan lagi apa apaan membuat kegiatan tidak ada gunanya? Apa untungnya jadi terkenal dengan YouTube? " Jeje masih diam tanpa membalikkan tubuhnya. Jeffry yang melihat Jeje yang masih terdiam semakin emosi.
"KALO ORANG TUA TANYA JAWAB! BUKAN MALAH DIAM MEMBISU!"
Jeje tersenyum miring ia tetap dalam posisi membelakangi Ayahnya. "Seharunya yang tanya saya bukan anda!" Jeje berbicara dengan nada sinis. Ucapan Jeje membuat Jeffry berkerut.
"Apa anda pantas menjadi ayah?"
"Maksud kamu apa?"
Jeje membalikkan badannya, "seharusnya Anda bertanya ke diri anda sendiri. Seorang ayah tidak akan membebani anak nya untuk menjadi sempurna! Dan lagi YouTube bukan urusan Anda!" Jeje berucap dengan sangat tajam menahan genggam erat tangan yang ia tahan.
"Lancang sekali kamu!"
Jeje berbalik ingin meninggalkan Jeffry, namun kata-kata Jeffry membuat Jeje berhenti.
"Ah apa karena satu cewek yang menjadi teman kamu itu? Siapa namanya? Eden kan? Itu yang membuat mu bekerja di restoran dan menjadi seperti ini?"
"Kamu suka dia?"
Jeje tertohok ia berbalik, "Eden tidak ada urusan nya dengan hubungan Saya dan Anda jadi tidak perlu membawa dia! Dan darimana anda tau tentang dia? Oh anda mata mata i saya?"
"Jauhi dia! Lalu lanjutkan semua aktifitas mu seperti dulu!"
"Siapa anda menyuruh saya?"
"Kembali ke awal. Jangan karena masalah Hati kamu seperti ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR
FanfictionTrauma nya terhadap Hujan membuat Eden membenci hujan namun ia sangat menyukai bau tanah setelah Hujan. Penolakan yang di lakukan oleh Jeje disaat hujan membuat Eden semakin membenci hujan. Sedangkan Jeje pria yang masih menganggap hubungan seperti...